JENDELAISLAM.ID – Menteri Urusan Perempuan Palestina, Mona Al-Khalili, mengatakan bahwa pasukan Israel sengaja menargetkan perempuan dan anak-anak di Gaza dan Tepi Barat.
Melalui siaran pers pada Ahad (6/04/2024), Al-Khalili menjelaskan perempuan Palestina di Jalur Gaza menderita kondisi paling berbahaya dalam beberapa dekade terakhir.
Hal itu lantaran kondisi kesehatan dan kehidupan yang memburuk, minimnya sarana serta krisis makanan dan air.
Ada 9.560 perempuan, tambah Al-Khalili, tewas sejak awal agresi Israel 7 Oktober di Jalur Gaza, dari total 33.175 korban jiwa, menurut statistik Dana Kependudukan PBB (UNFPA).
Saat ini, kata Al-Khalili, sekitar 15.000 ibu hamil di Jalur Gaza, dimana 95 persen di antaranya tidak mengonsumsi makanan yang cukup sehingga risiko kesehatan bagi ibu dan calon bayi meningkat.
Selain itu, menurut Al-Khalili, ada sekitar 1 juta perempuan yang terpaksa mengungsi dan menghadapi risiko besar di pusat penampungan yang kekurangan kebutuhan pokok dan privasi di tengah jaringan dukungan keluarga yang terpisah-pisah.
Dia juga menambahkan bahwa terdapat sekitar 37 ibu yang terbunuh setiap harinya, yang membuat keluarga hancur dan anak-anak mengungsi.
Al-Khalili mencatat bahwa pembatasan mobilitas dan perpecahan kota masih terus terjadi sehingga menghambat akses layanan kesehatan dan sosial, juga layanan kemanusiaan.
Di Tepi Barat, Al-Khalili menyebut, pasukan pendudukan Israel telah membuat 1.620 keluarga Palestina, termasuk 710 anak mengungsi di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, akibat kebijakan pembongkaran rumah.***
Sumber Teks: Antara & Foto: Pixabay/OpenClipart-Vectors
