Mulianya Mengadzani Bayi yang Baru Lahir  

JENDELAISLAM.ID – Suatu hal yang lumrah seorang ayah mengadzani ke telinga kanan anaknya yang baru lahir dan mengiqamahkan di telinga kirinya. Ini sudah menjadi tradisi umat Islam. Terasa ada yang kurang lengkap apabila seseorang Muslim lupa mengadzani anaknya. Dengan adzan diharapkan anak itu kala besarnya  senantiasa menegakkan kalimat Allah.

Bagi umat Islam yang sudah turun-temurun mempraktikkan tradisi ini sudah barang tentu menilai bahwa mengadzani bayi yang baru lahir sebagai sesuatu yang mulia. Mengamalkan tradisi ini termasuk sunnah.

Anak dan Harapan

Setiap orang tua yang sudah menunggu kehadiran sang jabang bayi, pastinya berharap yang baik-baik ketika anaknya lahir ke dunia. Harapan orang tua itu seringkali dicurahkan melalui doa-doa di berbagai momentum, seperti setelah shalat, ketika seorang suami sedang bercengkerama dengan isteri sambil mengelus perutnya, atau dengan memperdengarkan bacaan al-Qur’an pada si janin yang masih di dalam perut serta amalan-amalan mulia lainnya yang dicontohkan Nabi SAW, sahabat, tabiin, dan para ulama.

Oleh karena itu, banyak pasangan orang tua juga melakukan riyadhah (melatih diri dengan amalan baik) untuk sang bayi. Di antaranya puasa Senin Kamis atau membaca surat-surat tertentu seperti Surat Yusuf, Surat Maryam, al-Waqiah, al-Mulk dan lain sebagainya.

Semuanya dilakukan dengan tujuan tabarrukan dan berdoa kepada Allah SWT semoga si bayi menjadi seperti Nabi Yusuf bila lahir lelaki atau seperti Siti Maryam bila perempuan.

Perlakuan orang tua terhadap janin seperti dicontohkan di atas sangat wajar. Mengingat kelak bila lahir, anaknya digadang-gadang bisa membahagiakan orang tuanya, baik di dunia maupun di akhirat. Sebab, anak yang shaleh bukan saja berguna bagi agama, bangsa dan negara, melainkan akan bisa menolong orang tuanya kelak saat pengadilan akhirat dibuka.

Maka dari itu, tidak ada orang tua yang menginginkan anaknya ketika sudah ada di dunia ini menjadi anak yang berandalan, tidak berbakti, tidak mengerti agama, tidak shaleh, merusak nama keluarga. Harapan orang tua pastilah berujung pada kebaikan.

Demikian halnya saat si bayi sudah keluar dari rahim sang ibu, doa orang tua pun terus meluncur. Biasanya setelah bayi dibersihkan, bidan atau dokter akan menyodorkan bayi kepada ayah si bayi, agar ayah bayi bisa mengumandangkan adzan ke telinga kanan bayinya dan iqamah ke telinga kiri bayinya.

Apa maksudnya? Tidak lain adalah agar anak mendengar kalimat thayyibah untuk pertama kalinya di dunia, mempersaksikan bahwa yang patut disembah adalah Allah SWT semata, mempersaksikan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, ajakan untuk menegakkan shalat, ajakan untuk meraih kebahagiaan, yang kesemuanya terangkum dalam kumandang adzan. 

Mengumandangkan adzan di telinga kanan bayi merupakan perbuatan yang terpuji. Para ulama sepakat, seperti dikatakan KH. Muhyiddin Abdusshomad, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Islam, Ketua PCNU Jember, yang dirilis di Nu.or.id,sunnah hukumnya mengumandangkan adzan dan iqamah pada saat seorang bayi terlahir ke dunia.

Ijma’ ulama ini, lanjut KH. Muhyiddin, tertera dalam “al-Fiqh al-Islam wa Adillatuhu, Juz I” yang menyatakan bahwa adzan juga disunnahkan untuk perkara selain shalat. Di antaranya adalah adzan di telinga anak yang baru dilahirkan, begitu pun sunnah iqamah di telinga kirinya.

Rujukan yang bisa dijadikan acuan dari ‘Ubaidillah bin Abi Rofi’, dari ayahnya (Abu Rofi’), beliau berkata,  “Aku melihat Rasulullah SAW mengumandangkan adzan di telinga Husain ketika Siti Fatimah melahirkannya (yakni) dengan adzan shalat” (HR Abi Dawud).

Dalam kitab “Sunan”-nya, Imam at-Tirmidzi menggolongkan hadits ini dengan derajat hasan. Dalam Musnad Abi Ya’la, “Siapa yang melahirkan anak, kemudian mengadzaninya di telinga kanan dan meng-iqamahi-nya di telinga kiri, maka tidak akan dapat diganggu oleh Ummus Shibyan (sebutan jin yang mengganggu anak kecil)”.  

Sementara itu dalam “Majmu’ Fatawa wa Rasa’il”, Sayyid Alawi al-Maliki pun menyatakan bahwa mengumandangkan adzan di telinga kanan dan iqamah di telinga kiri adalah sunnah. Lanjutnya, para ulama telah mengamalkan hal tersebut dan tak ada satu pun yang mengingkari. Bahkan dengan cara mengadzani itu dapat mengusir syetan dari anak yang baru lahir. Karena syetan akan lari terbirit-birit ketika mereka mendengar adzan, seperti diterangkan dalam hadits.

Menimbang semua itu, ternyata mengadzani bayi yang baru lahir di telinga kanan dan iqamah di telinga kiri punya manfaat besar dan sama sekali tidak ada madharatnya.

Berbagai Sumber & Foto: Tangkapan Layar YT Nainggolan Farm