JENDELAISLAM.ID – Kementerian Agama (Kemenag) memaparkan pengelolaan dan pendistribusian filantropi di Indonesia dalam forum G20 Interfaith Forum (IF20) yang berlangsung di Brasilia, Brazil, pada Selasa (20/8/2024).
Dalam kesempatan tersebut, Kemenag mempresentasikan berbagai praktik terbaik dalam tata kelola zakat dan wakaf di Indonesia serta dampaknya terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama dalam hal penanggulangan kemiskinan dan kelaparan.
Kemenag memperkenalkan beberapa inisiatif yang telah dijalankan di Indonesia, seperti Kampung Zakat, Kota Wakaf, KUA Pemberdayaan Ekonomi Umat, dan Inkubasi Wakaf Produktif. Inisiatif ini menunjukkan bagaimana pengelolaan zakat dan wakaf dapat berkontribusi dalam mengatasi masalah sosial dan ekonomi.
“Di IF20, kami berpartisipasi dalam workstream terkait no poverty (tanpa kemiskinan) dan no hungry (tanpa kelaparan). Saya menjelaskan bagaimana dampak dari program berbasis zakat dan wakaf di Indonesia,” ujar Kasubdit Edukasi, Inovasi, dan Kerja Sama Zakat dan Wakaf Kemenag, Muhibuddin, pada Rabu (28/8/2024).
Program Kampung Zakat, misalnya, bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengelolaan dana zakat yang optimal. Program ini tidak hanya memberikan bantuan material, tetapi juga menyediakan pelatihan keterampilan dan pengembangan ekonomi lokal untuk mencapai kemandirian ekonomi masyarakat.
Selain itu, Kemenag juga memperkenalkan program Kota Wakaf dan KUA Pemberdayaan Ekonomi Umat, yang menekankan pada pemanfaatan dana wakaf secara produktif. Program ini termasuk pengelolaan wakaf hutan dan inisiatif lainnya yang mendukung ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat.
Dalam forum tersebut, delegasi Kemenag juga mengunjungi Kedutaan Besar Brazil untuk berbagi pengalaman tentang tata kelola zakat dan wakaf di Indonesia serta potensi program filantropi yang sesuai dengan SDGs.
“Mereka sangat tertarik dan senang dengan wawasan baru yang kami bagikan. Ini membuktikan bahwa praktik pengelolaan filantropi kita dapat diadopsi secara global,” kata Muhibuddin.
Muhibuddin juga menegaskan pentingnya kerjasama internasional dalam menghadapi tantangan global seperti kemiskinan dan kelaparan. Melalui berbagi pengalaman dan praktik terbaik, Indonesia diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap upaya global dalam mencapai SDGs.***
Sumber Teks & Foto: Kemenag
