JENDELAISLAM.ID – Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar acara bertajuk “Pelatihan Diplomasi: Perdamaian dan Kemanusiaan untuk Palestina” di Wisma Bank Syariah Indonesia (BSI), Jakarta, Kamis (27/06/2024). Pelatihan ini mengajak calon diplomat (peserta pelatihan) bisa menjadi agen perdamaian dunia.
Oleh karena itu, Sekretaris Jenderal MUI, Buya Amirsyah Tambunan mengajak calon diplomat untuk memperkuat nilai-nilai Islam wasathiyah.
Seperti apa Islam wasathiyah itu? Dia menjelaskan, ciri-cirinya sebagaimana dijelaskan dalam “Taujihat Islam Wasathiyah” yang pernah dikeluarkan MUI.
Berikut adalah 10 ciri utama dari Islam wasathi:
Pertama, tawassuth (pertengahan/jalan tengah).
Kedua, tawazun (seimbang).
Ketiga, adalah (adil, lurus).
Keempat, syura (musyawarah)
Kelima, musawah (persamaan dearajat kemanusiaan)
Keenam, tasamuh (toleransi)
Ketujuh, aulawiyah (prioritas)
Kedelapan, ishlahiyah (memperbaiki)
Kesembilan, tathawwur wa ibtikar (dinamis dan inovatif)
Kesepuluh, tahadhur (berkeadaban).
Di hadapan 100 peserta calon diplomat MUI angkatan ke-3, Buya Amirsyah menekankan bahwa kesepuluh prinsip tersebut penting dalam berislam, sekaligus penting diterapkan dalam dunia diplomasi.
Di tengah ancaman geopolitik global, MUI mengajak semua negara, seperti: Organisasi Konferensi Islam (OKI) untuk memperkuat tatanan dunia yang aman dan damai.
Ia berharap, ke depan, para calon diplomat yang mengikuti pelatihan memiliki standar profesi melalui Badan Nasional Standardisasi Profesi (BNSP).
Selain itu, MUI berharap kepada 100 calon diplomat menjadikan pelatihan ini sebagai ajang pengembangan wawasan dan kompetensi diri dan untuk menjadi agen perdamaian dunia.
Sumber Teks & Foto: MUI
