Elipski Tawarkan Literasi Islam Berbasis Web yang Dapat Menjangkau Masyarakat Luas

JENDELAISLAM.ID – Kementerian Agama (Kemenag) telah meluncurkan platform Elektronik Literasi Pustaka Keagamaan Islam (Elipski). Elipski adalah perpustakaan Islam digital berbasis web.

Sistem ini terus diperbarui. Saat ini, sistem Elipski disinkronkan dengan Perpustakaan Islam Digital (PID), yang memungkinkan akses ke 3.488 kitab secara digital. Aplikasi Perpustakaan Islam Digital (PID) milik Pusat Kajian Hadis Indonesia memiliki koleksi 8.000 jilid kitab turats dan 3.600 judul kitab.

Melalui Elipski, masyarakat dapat dengan mudah mencari kitab sesuai versi cetak. Aplikasi ini didirikan oleh Ustaz Luthfi Fathullah dan berbasis di Masjid Jami Baitul Mughni, Jakarta Selatan.

Di dalam Elipski terdapat konten naskah khutbah Jum’at (bisa diakses juga melalui Pusaka Superapps), buku digital, dan sejumlah konten lainnya yang bisa dibaca dan diunduh secara gratis oleh umat.

Dirjen Bimas Islam Kemenag, Abu Rokhmad, berharap, upaya ini semakin memperluas jangkauan literasi Islam bagi masyarakat.

“Sinkronisasi ini merupakan upaya pemerintah mendorong digitalisasi pustaka keislaman. Kami ingin memastikan literatur Islam dapat diakses lebih mudah oleh siapa saja, kapan saja. Dengan sinkronisasi ini, umat Islam kini bisa mengakses ribuan kitab secara daring melalui Elipski,” ujarnya di Jakarta, pada Sabtu (01/02/2025).

Ada 300 tema kitab tersedia di Elipski, mencakup berbagai aspek keislaman, dari tafsir, fiqih, hingga sejarah Islam.

Guru Besar UIN Walisongo Semarang itu menyebut, transformasi digital dalam dunia literasi Islam membawa perubahan besar, baik dalam pola konsumsi informasi keagamaan, hingga referensi yang relevan.

Data Elipski Januari 2025, total unduhan kitab mencapai 453 kali, sementara jumlah view mencapai 2.215 kali. Menurutnya, angka ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin akrab dengan akses literatur keislaman berbasis digital.

Tren ini merupakan sinyal positif bagi masa depan literasi Islam di Indonesia. Namun demikian, sambungnya, ada sejumlah tantangan dalam digitalisasi pustaka Islam, seperti pemerataan akses internet di daerah terpencil serta literasi digital masyarakat.  

Dengan sinkronisasi ini, Abu Rokhmad berharap Elipski bisa menjadi pusat literasi Islam digital terbesar di Indonesia.***

Sumber: Kemenag