Ketua Umum PBNU: Keadilan dan Kesetaraan Gender Bagian dari Ajaran Islam

JENDELAISLAM.ID – Islam mengajarkan keadilan dan kesetaraan gender di hadapan Allah SWT, baik laki-laki maupun perempuan.

Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf, menyampaikan hal ini dalam “Konferensi Internasional Humanitarian Islam”, pada Rabu (06/11/2024) di Grand Hyatt Jakarta.

Menurutnya, kesetaraan gender bukan suatu konsep baru melainkan sudah ada dalam ajaran  agama tauhid. Tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam kedudukan dan martabatnya.

Gus Yahya memaparkan, saat ini, banyak yang mengadopsi pemahaman tentang kesetaraan gender melalui feminisme.  Namun, lanjutnya, feminisme ini adalah paham yang mengarah kepada ideologi yang dikembangkan oleh kalangan sekuler. Untuk itu, tegas Gus Yahya, kita tidak boleh menerima begitu saja, lalu menyatakan feminisme ini sesuai dengan Islam, dengan ayat-ayat al-Qur’an, atau dengan hadits-hadits, tidak bisa begitu.

Keadilan dan kesetaraan dalam konsep Islam, ujar Gus Yahya, adalah dalam hal pendidikan. Ia menjelaskan bahwa perempuan harus mendapatkan kebebasan dalam menempuh pendidikan, mengembangkan kapasitas dirinya, dan kemampuan yang dimilikinya sehingga dapat menggapai cita-citanya. 

“Perempuan harus mendapatkan akses yang bebas untuk mengembangkan kapasitasnya, mengembangkan kemampuannya, karena thalabul ‘ilmi (menuntut ilmu) itu wajib untuk perempuan dan laki-laki, kalau wajib ya tidak boleh dibatasi,” ujarnya.

Ia menjelaskan lagi bahwa perempuan juga punya kesempatan yang sama dalam mengemukakan pendapatnya di ruang publik. “Jangan sampai bahwa sebenarnya dia (perempuan) paling mampu tapi hanya karena alasan dia perempuan lalu tidak diberikan, itu tidak boleh,” tambahnya.

Dimata Gus Yahya, agama Islam justru mendorong perempuan untuk mencapai potensi terbaiknya.   Kesetaraan gender dalam Islam berarti perempuan berhak mendapatkan peluang yang sama dalam berkontribusi bagi kemaslahatan masyarakat secara adil.***

Sumber: NU Online