JENDELAISLAM.ID – M. Quraisy Shihab dalam buku “Lentera Hati”, mengatakan bahwa kata “Ramadhan” berarti membakar atau mengasah. Dikatakan demikian karena di bulan ini dosa-dosa manusia pupus, habis terbakar, akibat kesadaran dan amal shalehnya. Atau bisa juga disebut dengan mengasah karena bulan ini dijadikan sebagai memonentum untuk mengasah dan mengasuh jiwa manusia.
Ibaratnya, lanjut ulama tafsir satu ini, bulan Ramadhan seperti tanah subur yang siap ditaburi benih-benih kebajikan. Semua orang dipersilahkan untuk menabur, kemudian menuai hasil sesuai dengan benih yang ditanamnya pada waktunya. Akan tetapi bagi yang lalai, tanah garapannya hanya akan ditumbuhi rerumputan liar yang tiada guna.
Banyak keterangan yang menyebutkan bulan ini adalah bulan yang sangat luar biasa istimewa. Ramadhan merupakan bulan ketaatan, bulan pendekatan diri (taqarrub), kebaktian, kebaikan, bulan ampunan, rahmat, dan keridhaan. Dimana di dalamnya terdapat lailatul qadar, suatu malam yang kualitasnya lebih baik dibandingkan dengan seribu bulan.
Tak salah apabila peluang-peluang untuk dikabulkan doa begitu terbuka lebar di bulan suci ini. Karena itu, siapa saja yang mau memanfaatkan, sungguh ia termasuk orang yang beruntung, sebaliknya siapa yang membiarkan Ramadhan berlalu begitu saja tanpa amalan-amalan kebaikan, ia sesungguhnya sangat merugi.
Di dalam banyak riwayat, ada segudang keutamaan bulan Ramadhan dan berpuasa di dalamnya, di antaranya adalah
1. Ramadhan merupakan Penghulu Bulan
Dari Abddullah ibn Mas’ud, “Penghulu bulan adalah bulan Ramadhan, sedangkan penghulu hari adalah hari Jum’at” (HR. Tabrani).
2. Bulan penuh Berkah
Dari Ubadah bin Shamit bahwa pada sutau hari Rasulullah SAW bersabda saat Ramadhan tiba, “Telah datang kepadamu Ramadhan bulan yang penuh berkah, Allah menaungimu, Dia turunkan rahmat kasih sayang, Dia menghapuskan kesalahan-kesalahan, mengabulkan doa-doa di dalamnya, Dia memperhatikan kamu berlomba-lomba (dalam kebaikan) di dalamnya, dan Dia membanggakan kamu di hadapan malaikat. Maka, tunjukkanlah kepada Allah kebajikan dirimu, karena orang yang celaka adalah orang yang tidak mendapat rahmat Allah azza wajalla” (HR. Thabrani).
3. Pintu Surga Dibuka, Pintu Neraka Ditutup
Dari Abu Hurairah “Apabila bulan Ramadhan telah datang, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan syetan-syetan dibelenggu” (HR. Bukhari dan Muslim).
4. Bulan Penebus Dosa
عَنْ أَبِى هُرَيرَةَ قال: قال النَّبِيُّ ﷺ: الصّلواَتُ الخـمْسُ، وَالجمعةُ إلى الجمعةِ ورمَضانُ إلى رمَضاَنَ مُكَفّراَتٌ ماَ بينـَهُنَّ إذا اجتُنِبَتِ الكَـبَائِرُ
“Shalat yang lima, dari Jum’at ke Jum’at, dan dari Ramadhan ke Ramadhan merupakan penebus dosa (kafarat) antara hal-hal tersebut, selama dosa-dosa besar tidak dilakukan” (HR. Muslim dari Abu Hurairah).
5. Bulan penuh Pahala
كُلُّ عمل ابنِ آدمَ يُضَاعَفُ الحسنَةُ بِعَشْرِ أمْثاَلهِـاَ إلى سَبْعِمِائةِ ضِعْفٍ، قال الله عزَّ وجلّ: إلَّا الصّوْمَ فإنـّهُ لى وأناَ أجْزِى به، يدَعُ شهْوَتَهُ وطعامُهُ مِنْ أجْلِى، للصّائِمِ فرْحَتان، فرحَةٌ عِندَ فِطْرِه، وفرحَةٌ عند لِقاَءِ ربِّه، ولـَخُلُوفُ فمِ الصّائمِ أطْيبُ عند الله منْ رِيْح الـمِسْكِ
“Setiap amal kebaikan anak Adam akan dilipatgandakan menjadi sepuluh sampai tujuh ratus lipat. Allah berfirman, ‘Kecuali puasa. Karena ia milik-Ku, dan Aku akan membalasnya. Dia (anak Adam) meninggalkan syahwat dan makanannya karena-Ku.’ Orang yang berpuasa mempunyai dua kebahagiaan: satu kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan yang lain ketika bertemu dengan Tuhannya. Sungguh, bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau kasturi” (HR. Muslim dari Abu Hurairah).
6. Menghapus Dosa yang telah Lalu
مَنْ صَامَ رمضانَ إيماَناً وَاحْـتِسَاباً غُفِرَ لـه ما تقدّمَ مِنْ ذَنْبهِ
“Barang siapa yang puasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka diampuni semua dosanya yang telah terdahulu” (HR. Bukhari).
مَنْ قَامَ رمضانَ إيماَناً وَاحْـتِسَاباً غُفِرَ لـهُ ما تقدّمَ مِنْ ذَنْبهِ
Dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda, “Barang siapa bangun di tengah malam untuk beribadah pada bulan Ramadhan dengan keimanan dan penuh keikhlasan, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni” (HR. Muslim).
Maksud hadits tersebut adalah siapa saja yang menghidupkan malam Ramadhan dengan shalat tarawih atau yang lainnya, seperti: dzikir, istighfar, dan membaca al-Qur’an karena meyakini pahala yang dijanjikan oleh Allah SWT, bukan kepada selain-Nya, mengikhlaskan amalan untuk-Nya, tidak menyekutukan-Nya dengan selain-Nya, maka dosa-dosanya yang tidak berkaitan dengan hak manusia akan diampuni. Dengan demikian, dia akan berada dalam keadaan terbebas dari tanggungan atau dalam keadaan waktu yang lapang.***
Foto: Pixabay/milaoktasafitri
