Bahtsul Masail Nasional di Jombang akan Bahas Isu Perundungan hingga Stunting

JENDELAISLAM.ID – Pada 19 – 20 Desember 2024, akan ada perhelatan Bahtsul Masail Nasional di Madrasah Muallimin Hasyim Asy’ari, Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Bahtsul Masail Nasional ini akan membahas sejumlah isu aktual, mulai dari perundungan (bullying) hingga stunting.

Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH. Ahmad Roziqi, mengemukakan kegiatan bahtsul masail juga digelar dalam rangkaian Haul Ke-15 KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, 19 – 20 Desember 2024.

“Peserta Bahtsul Masail Nasional adalah santri yang menjadi delegasi dari pondok pesantren terundang berskala nasional, serta mahasantri Mahad Aly terundang,” kata KH. Ahmad Roziq, pada Senin (09/12/2024).

KH. Ahmad Roziq yang juga Sekretaris Komisi Fatwa MUI Jatim asal Jombang itu menjelaskan sejumlah isu dalam bahtsul masail, seperti: masalah perundungan di sekolah, stunting akibat pernikahan dini, kegiatan berkedok proposal, polemik pernyataan calon Wakil Gubernur pada Pilkada Jakarta 2024 Suswono terkait penistaan agama, dan Tangerang mencekam akibat diamuk massa setelah truk tabrak bocah.

“Akhir-akhir ini, perundungan di lapangan kerja maupun di bangku sekolah mengalami peningkatan yang signifikan dari 30 kasus pada tahun 2023 menjadi 293 kasus pada tahun 2024, baik sifatnya kekerasan seksual, perundungan secara fisik maupun verbal,” ujar Kyai Ahmad Roziqi yang juga salah satu perumus Bahtsul Masail Nasional itu.

Pesantren yang dianggap sebagai lembaga pengasuhan moral pun tidak luput dari kasus perundungan. Pasalnya, pesantren yang masih kental dengan senioritas, masih sering terjadi perundungan dari kakak kelas kepada adik kelas, mulai dari verbal sampai pada fisik.

Di lain sisi, banyak juga pemberitaan mengenai guru-guru yang dilaporkan ke polisi karena dianggap melakukan kekerasan fisik, padahal hanya mencubit muridnya saja. Dengan dalih UU Perlindungan Anak, mereka dipidanakan. Sehingga, hal ini menjadikan guru pada posisi dilematis antara tanggung jawab mendisiplinkan murid dan bayang-bayang pidana.

Dalam Bahtsul Masail Nasional ini, para ulama mushahih (seseorang yang mempunyai keilmuan yang luas sehingga dijadikan sebagai pedoman hasil dari diskusi) dan perumus adalah KH. Muhlis Dimyathi (Mushahih/LBM PWNU Jatim/Jombang), KH. Muhibbul Aman Aly (Rois Syuriah PBNU/Mushahih LBM PBNU/Pasuruan), Kyai Mahfuz Aly Amari Sya’rani (Perumus/Jombang), Kyai Shofiyul Muhibbin (Perumus/Pasuruan/Ketua MUI Fatwa Pasuruan) dan Gus Arif Ridlwan Akbar (Perumus/Kediri).

Dalam giat “Bahtsul Masail Nasional” ini akan dirangkai dengan acara bedah majalah edisi khusus Gus Dur di Aula KH. Yusuf Hasyim Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, lalu kegiatan Ikatan Seni Hadrah Indonesia (ISHARI) di Masjid Ulil Albab, Jombang.

Rangkaian acara lainnya adalah khatmil Qur’an di maqbarah masyayikhdan pembacaan Maulid Nabi yang disambung dengan pengajian akbar di halaman Pesantren Tebuireng, Jombang.***

Sumber: Antara & Foto: Pexels/RDNE Stock project