Talkshow Festival Eco Bhinneka 2024, Tokoh Lintas Agama Soroti Isu Lingkungan  

JENDELAISLAM.ID – Festival Eco Bhinneka 2024 di Balai Kota Surakarta pada Sabtu (21/09/2024) dengan tema “Surakarta Beragam 2024” menghadirkan beragam acara menarik. Salah satunya adalah talkshow lintas agama yang menyoroti pentingnya pelestarian lingkungan.

Talkshow ini menghadirkan empat tokoh dari berbagai lintas agama, yakni Ananto Isworo (founder gerakan Shodaqoh Sampah berbasis eco-masjid), Nur Ariana (PP Nasyiatul Aisyiyah), Justinus Juni (tokoh Katholik), dan Sunar Bawa (perwakilan tokoh agama Buddha).

Ananto Isworo yang menjadi pembicara pertama, memaparkan gerakan yang telah ia inisiasi yaitu Shodaqah Sampah berbasis eco-masjid. Ananto menjelaskan bahwa gerakan tersebut tidak hanya fokus pada lingkungan, namun juga memiliki dampak sosial yang luas, khususnya dalam bidang Pendidikan dan Kesehatan.

Menurutnya, gerakan ini merupakan bagian dari dakwah dan sangat bermanfaat untuk membantu masyarakat, terutama untuk para janda dan anak-anak yang kurang mampu supaya memenuhi kebutuhannya.

Harapannya, gerakan ini bisa menjadi langkah kecil untuk mewujudkan bumi yang lebih makmur.  

Sementara itu, Nur Ariana menyoroti terkait konsep Eco-Family. Konsep Eco-Family sangat relevan dijalankan oleh perempuan, mengingat pentingnya peran mereka dalam keluarga dan masyarakat.

Eco-Family, lanjut Nur Ariana, bisa membantu membentuk generasi yang ramah lingkungan sejak dini. Pasalnya, peran Perempuan sangat krusial dalam mendidik generasi penerus agar bisa berkontribusi positif dalam menjaga lingkungan dan keberagaman di masa depan.

Sementara itu, Justinus Juni, tokoh Katholik yang menjadi narasumber ketiga, menilai perlunya kolaborasi dalam mengatasi permasalahan lingkungan, khususnya di Surakarta. Ia mengutip pesan dari Paus Fransiskus, “Jika kamu membuang makananmu, maka kamu juga akan menghambat kesejahteraan orang miskin.”

Oleh karena itu, imbuh Justinus, isu sampah dan lingkungan bukan hanya menjadi sebuah masalah lingkungan, namun juga berkaitan erat dengan kesejahteraan sosial. “Upaya menjaga bumi adalah tanggung jawab bersama,” ucapnya. Justinus juga berharap, masyarakat lintas agama dapat bergandengan erat dalam menjaga bumi ini secara bersama-sama.

Hal senada diamini oleh Sunar Bawa (tokoh Buddha).  Ia menambahkan pentingnya membiasakan perilaku positif dengan memulai dari hal sederhana, karena bisa berdampak besar bagi kehidupan, khususnya dalam mengatasi permasalahan lingkungan dan kesejahteraan sosial.***

Sumber: Kemenag