Aplikasi Digital Siap Dirilis, Memudahkan Akses dan Pemahaman Kitab Kuning

JENDELAISLAM.ID – Kementerian Agama (Kemenag) tengah menyiapkan inovasi terbaru dalam digitalisasi kitab kuning melalui aplikasi Tarkib Digital. Aplikasi Tarkib Digital adalah format digital yang akan mempermudah akses dan pemahaman kitab kuning.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Abu Rokhmad, menyatakan bahwa aplikasi Tarkib Digital akan diluncurkan bertepatan dengan Hari Santri 2024, Oktober mendatang. Menurutnya, ini adalah langkah maju dalam memodernisasi dalam mempelajari kitab kuning.

“Dengan aplikasi Tarkib Digital, santri dan masyarakat luas dapat memberi makna atau maknani kitab kuning secara digital melalui smartphone atau laptop,” jelasnya, Rabu (11/09/2024) di Jakarta.

Selain itu, Kemenag juga akan membangun repository kitab kuning. Memang, sudah ada repository kitab kuning, seperti Maktabah Syamilah, namun isinya belum mengakomodasi kitab-kitab karya ulama Nusantara.

Repository ini akan sangat berharga dalam melestarikan dan menyebarluaskan khazanah keilmuan Islam Nusantara.

“Kitab-kitab yang selama ini menjadi referensi di pesantren, khususnya karya-karya ulama Nusantara, seperti: Kyai Sholeh Darat Semarang, Kyai Kholil Bangkalan, Kyai Hasyim Asyari, dan kyai-kyai lainnya, akan tersedia dalam format digital untuk kemudahan akses dan studi,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Basnang Said, menekankan bahwa digitalisasi kitab kuning akan terus dikawal. Sebab, digitalisasi kitab kuning adalah sebuah keharusan di era digital.

Langkah Kemenag ini, imbuh Basnang, merupakan tindak lanjut dari Kongres Aksara Pegon pada 21 – 23 Oktober 2022.  

“Kami berkomitmen untuk menjaga warisan luhur ulama Nusantara seperti Aksara Pegon, salah satunya dengan melakukan digitalisasi kitab kuning. Dan saat ini kami fokus membangun infrastruktur digital pesantren,” ucapnya.

Praktisi teknologi, Heru Nugroho menuturkan bahwa Kemenag telah membuat kemajuan signifikan dalam digitalisasi aksara Pegon. Pasalnya, karakter pepet, yang merupakan karakter fundamental dalam penulisan Pegon, telah diterbitkan dalam Unicode, suatu standar teknis yang dirancang untuk mengizinkan teks dan simbol dari semua sistem tulisan di dunia untuk ditampilkan dan dimanipulasi secara konsisten oleh komputer.

“Ini adalah legacy Kemenag yang luar biasa, bahwa Kemenag ikut terlibat dalam perumusan Arabic Character untuk Unicode yang merupakan konsorsium internasional, sehingga aksara pegon saat ini bisa diakses di komputer dan memenuhi kebutuhan penggunaan aksara pegon bagi masyarakat Indonesia, khususnya di lingkungan akademik Pesantren, Perguruan tinggi Islam, dan Ma’had Aly,” ujarnya.

Beberapa praktisi dan ahli terkait dalam digitalisasi kitab kuning, di antaranya: praktisi teknologi (Heru Nugroho), pegiat aksara (Diaz Nawaksara, Bisyron Wahyudi, dan Ronny Lantip). Adapun yang menginisiasi pengajuan karakter ke Unicode adalah Rikza Fsh, pegiat aksara Nusantara yang juga terlibat dalam persiapan kongres Aksara Pegon.***

Sumber: Kemenag