Alissa Wahid: NU Menjaga Demokrasi dan Keutuhan Bangsa

JENDELAISLAM.ID – Sejak awal pendiriannya, Nahdlatul Ulama (NU) telah mengusung semangat demokrasi. Sehingga dalam perjalanannya, NU menjadi tulang punggung demokrasi di Indonesia.

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Hj. Alissa Qotrunnada Wahid, menegaskan hal ini dalam acara “Kongkow bareng Gusdurian: Gus Dur, NU, dan Demokrasi” di Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta, Sabtu (31/08/2024).    

 “Kalau kita melihat proses berdirinya NU, itu adalah proses yang sangat demokratis. Karena NU itu hasil musyawarah para ulama. NU ini didirikan oleh ulama-ulama yang berkumpul untuk memikirkan nasib umat Islam di Indonesia, bahkan saat itu terkait kebijakan Raja Saud yang baru didirikan,” jelas Alissa.

Menurut Alissa, NU lahir dari semangat musyawarah dan kebersamaan dalam memperjuangkan Islam. Alissa melanjutkan, para ulama duduk bersama, bermusyawarah memperjuangkan Islam, dan akhirnya memutuskan untuk bersama-sama mendirikan NU. Itulah mengapa namanya Nahdlatul Ulama, kebangkitan ulama.

Semangat musyawarah yang menjadi dasar berdirinya NU, menurut Alissa, adalah esensi dari demokrasi itu sendiri.

“Inilah yang oleh Gus Dur dipegang erat dan dijaga betul agar NU menjaga semangat musyawarah, syura-nya itu. Itulah aslinya demokrasi, menentukan langkah-langkah bersama untuk kemaslahatan bersama,” ujarnya.

Alissa menegaskan bahwa NU akan terus menjaga demokrasi di Indonesia karena dalam tubuh NU sendiri terdapat nilai-nilai demokrasi yang kuat.  

Alissa juga mengajak seluruh lapisan masyarakat agar berperan dalam menjaga keutuhan bangsa. “Kita-kita harus mengambil peran untuk berkhidmat kepada Indonesia. Gus Dur sudah meneladankan, saatnya kita melanjutkan,” pungkasnya.
***

Sumber: NU Online & Foto: Gusdurian