Nenek 79 Tahun Asal Palembang, Cik Lekat Umar, Ceritakan Perjalanan Haji yang Penuh Syukur

Cik Lekat Umar, jamaah haji lansia asal Palembang Cik Lekat Umar, jamaah haji lansia asal Palembang

JENDELAISLAM.ID – Wajah nenek itu tersenyum lebar saat petugas haji mendekatinya dan menanyakan kabarnya. Saat itu, dia duduk di dalam bus, bersiap untuk berangkat dari hotel di Madinah menuju Bir Ali untuk Miqat, lalu ke Makkah, pada Sabtu (16/1/2024). Namanya Cik Lekat Umar (79).

“Nama nenek itu unik dan pastinya tidak ada duanya,” ujarnya sambil tersenyum.

“Sini nak, nenek ingin mengucapkan terima kasih kepada semua petugas haji yang baik hati. Nanti sampaikan ke teman-temannya ya, nenek sangat berterima kasih, karena semua petugas melayani nenek yang lansia ini dengan sangat baik. Ternyata haji ramah lansia itu benar-benar kami rasakan,” ungkap jemaah asal Embarkasi Palembang yang tinggal di Kecamatan Gandus Palembang ini.

Dia mengaku sangat puas dan bahagia dengan pelayanan yang diterimanya selama di Madinah. Dia juga merasakan bahwa jemaah lain di kloternya semuanya baik dan peduli padanya.

Cik Lekat Umar kemudian bercerita bahwa dia sudah lama menunggu keberangkatannya ke Tanah Suci. Dia telah lama menyimpan impian untuk berhaji, sampai akhirnya dia memutuskan menjual separuh lahan kebunnya untuk membayar ongkos haji.

“Dua belas tahun lalu, nenek menjual separuh kebun, dan separuhnya lagi masih dikelola hingga sekarang dan hasilnya masih bisa nenek bagi ke anak,” tuturnya.

Cik Lekat mengatakan, “Bahagia sekali akhirnya bisa ke Tanah Suci, padahal kondisi saya sempat terkena saraf kejepit selama dua tahun. Saya tidak bisa berjalan bahkan tidak bisa menggerakkan badan sama sekali. Saya berobat ke sana kemari, semua pengobatan saya coba. Sampai pernah ada yang bilang suruh makan rumput pun saya lakukan. Waktu itu saya semangat sembuh karena ingin naik haji.”

Dia lantas bersyukur ketika doa dan usahanya untuk sembuh akhirnya dikabulkan Allah setahun lalu, meski dia sendiri tidak tahu obat apa yang mendatangkan kesembuhannya.

“Saya bisa berjalan dan bergerak kembali seperti dulu. Saat di Nabawi, Allah memberikan kemudahan untuk beribadah salat berjamaah di Masjid Nabawi dan kemudahan menziarahi makam Rasulullah,” tandasnya.***

Sumber Teks & Foto: Kemenag