JENDELAISLAM.ID – Sam Morsy, kapten tim sepak bola Ipswich, menolak mengenakan ban lengan pelangi LGBT saat timnya melawan Nottingham Forest karena bertentangan dengan keyakinan agamanya.
Sam Morsy merupakan seorang Muslim berdarah Mesir. Akhir pekan lalu, ajang Premier League mempromosikan kampanye Rainbow atau Pelangi sebagai bentuk dukungan terhadap LGBT.
Selain para pemain yang mengenakan tali sepatu pelangi dan klub yang menggunakan bendera sudut pelangi, para kapten juga diminta untuk mengenakan ban lengan pelangi. Namun, Morsy, (33 tahun, seorang Muslim yang taat) adalah satu-satunya dari 20 kapten liga menolak mengenakan ban lengan pelangi.
Sebelumnya, juru bicara klub Ipswich mengatakan, “Ipswich Town Football Club berkomitmen untuk menjadi klub yang sepenuhnya inklusif yang menyambut semua orang. Kami dengan bangga mendukung kampanye Rainbow Laces dari Premier League dan mendukung komunitas LGBTQ+ dalam mempromosikan kesetaraan dan penerimaan.”
“Kami menghormati keputusan kapten kami, Sam Morsy, yang memilih untuk tidak mengenakan ban kapten pelangi, karena keyakinan agamanya. Kami akan terus mengembangkan lingkungan dimana semua orang dihargai dan dihormati, baik di dalam maupun di luar lapangan,” sambung juru bicara klub.
Sam Morsy sendiri bermain sebagai gelandang bertahan pada klub Ipswich Town di Premier League dan juga menjadi pemain tim nasional Mesir.
Pria kelahiran Wolverhampton tahun 1991 ini memiliki darah keturunan dari Mesir (ayahnya) dan keturunan Inggris (sang ibu). Pada tahun 2021, Ipswich merekrutnya dengan posisi pemain penting di lini tengah. Sam Morsy memimpin Ipswich sebagai kapten sampai promosi ke Championship pada tahun 2022 – 2023 dan kemudian ke Premier League pada tahun 2023 – 2024.
Selain itu, Morsy mewakili Mesir dengan debutnya sebagai pemain bola pada tahun 2016. Kemudian bermain di Piala Dunia FIFA 2018 untuk Mesir, penampilan pertama mereka sejak 1990.***
Sumber: Hidayatullah & Foto: IG/Sammorsy08
