JENDELAISLAM.ID – Dalam hal makanan dan minuman, umat Islam diperintahkan untuk hanya mengonsumsi yang halal-halal saja dan sumbernya jelas. Sebab, dari makanan dan minuman akan menjadi daging. Kelak, cara kita mendapatkan makanan dan cara kita mengonsumi makanan, semuanya ada pertanggung jawaban di hadapan Tuhan.
Ketika makanan diperolah dari cara yang haram, pasti ada balasannya juga kelak di akhirat. Karena itu, sudah semestinya umat Islam menjaga betul agar asupan yang masuk ke dalam tubuh itu jelas halalnya. Baik halal dari sisi cara pengolahannya maupun cara mendapatknya.
Makanan yang halal bisa berpengaruh pada hati yang tenang. Sebaliknya, makanan yang sumbernya tidak jelas atau haram, bisa membuat hati tidak tenang, gelap, gelisah bahkan bisa membuat pikiran kacau.
Hal ini juga pernah dialami oleh Abu Bakar as-Shiddiq karena ketidaktahuannya sumber makanan yang disuguhkan oleh pelayannya. Kisah Sahabat Abu Bakar ash-Shiddiq yang meminum susu yang tak jelas dari mana diperoleh, sebagaimana dikutip dari buku “Aku Ingat Dirimu Saat Aku Lupa Tuhanku” karya Dr. Anwar Wardah.
Abu Bakar ash-Shiddiq pernah disuguhi susu oleh pelayannya. Selepas meminumnya, tetiba Abu Bakar merasa ada kegelapan merasuk ke hatinya. Dia meragukan sumber susu tersebut dan langsung menanyakan kepada pelayannya.
Sang pelayan menjawab bahwa dia pernah melakukan praktik perdukunan jahiliyah untuk suatu kaum dan masih menyimpan upahnya. Kemudian dengan uang upah tersebut, dia membeli susu itu.
Seketika Abu Bakar langsung paham bahwa harta haram yang masuk ke perutnya itulah yang membuat hatinya dirasuki kegelapan. Lantas ia masukkan jari ke tenggorokan hingga muntah, kemudian ia minum dan kembali memasukkan jari ke tenggorokan hingga muntah lagi.
Selepas itu, ia memohon kepada Allah SWT dengan merendahkan diri dan minta dikasihani seraya berkata, “Ya Allah, jangan Engkau hukum aku karena minuman yang telah diserap pembuluh darahku ini.”
Semoga kita bisa mengambil ibrahnya. Amin.***
Sumber Foto: Pixabay/moritz320
