Menulis Yuk, Insyaallah Bisa!

JENDELAISLAM.ID – Anda ingin menulis yang enak dibaca oleh banyak orang? Ingin menyosialisasikan ide di kepala melalui tulisan? Ingin menyampaikan pesan kebaikan kepada pembaca melalui tulisan?

Bisa. Sangat bisa. Tentu saja, Anda harus tahu dulu, bagaimana cara menyajikan tulisan yang baik sekaligus menarik, yang membuat orang bisa menikmatinya, dan ingin membacanya lagi.

Bagi yang belum biasa, menulis memang tidak mudah. Terasa berat. Tapi orang yang terbiasa menulis, mungkin lebih mudah mengekspresikan apa yang terpikirkan dalam kepala menjadi sajian yang enak disantap.

Menulis beda dengan berbicara. Pasalnya, bicara sudah melekat sejak lahir. Sudah menjadi bahasa komunikasi sehari-hari, seperti: kebutuhan makan, minum, dan sebagainya. Sementara menulis perlu belajar supaya sajiannya enak “dikunyah” oleh orang lain.  

Syarat yang harus dimiliki saat menulis adalah ada ide, ada materi yang hendak direfleksikan melalui kata-kata. Dan sudah barang tentu, kepala harus mendapatkan asupan (baca: banyak membaca) sebelum menulis. Bila perangkat di atas sudah ada, Anda sudah siap menghidangkan ke dalam kalimat per kalimat secara runtut.

Berlatihlah!

Menulis perlu latihan berkelanjutan. Keterampilan menulis akan otomatis meningkat sendirinya apabila membiasakan menulis. Lihat saja, para penulis berpengalaman! Mereka biasanya lahir dari perjuangan yang luar biasa. Mereka tidak leha-leha kemudian lancar menulis.

Bakat bukan faktor penentu. Tidak ada rumusnya, orang yang hanya mengandalkan bakat alam, bisa mencapai hasil maksimal. Sebab, punya bakat tapi tidak dirawat dan dikembangkan, lama-kelamaan juga akan lumpuh kemampuannya. Tapi, menulis harus melalui pembelajaran kontinyu. Tidak kenal lelah. Tidak gampang patah arang. Ini berlaku untuk bidang apapun.

Leonel Messi dan CR7, misalnya. Mereka tidak akan menjadi pemain bola hebat apabila hanya mengandalkan bakat alam. Tanpa kerja keras dan latihan sungguh-sungguh, mustahil akan menjadi pemain fenomenal seantero jagat. Demikian pula dalam hal tulis-menulis.

Makin dini, seseorang belajar menulis, maka makin terasah kemampuannya. Bahkan yang sudah bisa menulis pun tetap harus istiqamah menulis. Bila tidak, lambat laun akan tumpul kemampuannya.  Seperti pisau yang lama tidak dipakai, akan berkarat dan sulit digunakan. Perlu diasah lagi supaya kembali tajam.

Penting diketahui bahwa menulis tidak bisa dipisahkan dengan aktivitas membaca. Bagai dua sisi mata uang. Tidak mungkin seseorang menjadi penulis kalau tidak punya tradisi membaca. Walaupun mungkin saja ada penulis yang tidak suka membaca. Tapi bisa dipastikan, tulisan-tulisannya akan kaku atau tidak variatif.

Menulis erat sekali hubungannya dengan membaca. Seseorang yang gemar membaca tanpa menulis, hanya akan menangkap ilmu dan menumpuk dalam memori otaknya, yang lama-lama akan hilang.

Ketika Anda ingin menjadi penulis, maka mau tidak mau banyak membaca. Dengan rutin membaca dan menulis, maka otak Anda dibuat bekerja. Jika rutin digunakan, otak Anda akan menjadi dan selalu fresh. Otak Anda bagaikan pisau, semakin sering dipakai, ketajamannya akan selalu terjaga.

Maka, perbanyaklah membaca, lalu ekspresikan ide yang menumpuk di kepala ke dalam tulisan!


Mulai dengan Kalimat Topik

Katakanlah, Anda mau menulis sebuah artikel, esai, atau kolom. Anda merasa punya banyak ide untuk dituangkan. Rasanya, ide Anda, tak kalah kuat dibanding tulisan lain yang Anda baca di media massa.

Anda sering membaca tulisan orang. Lalu merasa, kelihatannya gampang sekali orang menulis.  Tapi ketika Anda duduk di depan laptop untuk menulis, tidak semudah yang Anda kira. Belum tentu kalimat pertama bisa langsung Anda tuliskan di keyboard.  Mungkin baru beberapa menit kemudian, ada beberapa kata yang keluar. Lalu buntu lagi. Anda baca lagi sejumlah kalimat yang sudah tertulis. Terasa mentah. Terasa ganjil, dangkal, datar, tidak menarik, rancu, dan sebagainya.

Apakah para penulis yang karyanya sudah diterbitkan itu pernah mengalami hal serupa? Apakah mereka juga mengalami kebingungan di depan laptop/layar komputer, karena tidak tahu bagaimana memulai suatu tulisan meski merasa memiliki banyak ide, sebelum akhirnya bisa menyelesaikan tulisan dan diterbitkan?

Hampir pasti mereka mengalami hal yang sama. Para penulis berpengalaman pun terkadang masih mengalaminya. Salah satu cara yang bisa diterapkan adalah: memulai tulisan dengan kalimat topik. Rumuskan dan tetapkan kalimat topik yang nantinya bisa menjadi jalan pembuka sehingga mampu menuntaskan sebuah tulisan. 

Yang lebih penting lagi, Anda harus mengorganisasikan pikiran dengan sungguh-sungguh jika ingin menulis. Bila tidak, bisa dipastikan tulisan Anda akan melantur ke sana ke mari, tidak jelas apa sebenarnya yang mau Anda sampaikan. Tulisan Anda akan menyebalkan dan terasa hambar.

Ternyata, menulis tidak sesederhana dan semudah yang kita kira bukan?

Buat Outline

Bagaimana cara menertibkan pikiran yang simpang siur itu untuk keperluan menulis?

Buatlah outline atau kerangka. Kendati demikian, toh tak perlu kaku dengan adanya outline. Dalam prosesnya, bisa jadi muncul ide-ide tambahan. Sepanjang ide baru itu masih di jalur tema, Anda bisa menuliskannya. Jangan lupa, bangun ritme tulisan dengan mengatur panjang pendeknya paragraf agar pembaca tak bosan, seperti yang Anda alami ketika membaca tulisan monoton orang lain.

Outline ini penting. Terlebih bila Anda ingin membuat tulisan panjang. Semakin panjang tulisan yang Anda rencanakan, semakin besar peluang Anda untuk melantur dan menuangkan hal-hal yang tidak relevan. Agar tak tersesat, siapkan outline. Percayalah, outline itu sangat membantu.

Gunakan Diksi dan Judul yang Pas

Diksi sangat menentukan kualitas tulisan. Penggunaan kata-kata yang berulang akan membosankan, bahkan bisa mereduksi makna/kekuatan kata. Termasuk pemilihan judul tulisan, juga harus menarik. Judul harus mencerminkan isi, menimbulkan minat untuk membaca tulisannya.

Suntinglah!

Selesaikan dulu tulisan Anda. Setelah tuntas, barulah sunting! Periksa kembali naskah yang Anda tulis! Perhatikan kata/ejaan yang benar, logika kalimat, hindari bahasa yang berulang! Jangan merasa puas dengan tulisan yang Anda buat! Semakin Anda melakukan editing berkali-kali, insyaallah akan menjadikan tulisan Anda lebih baik dari sebelumnya. Sebuah tulisan yang baik biasanya lahir dari proses suntingan panjang/berulang kali.  

Jangan biarkan editor mengobrak-abrik tulisan Anda! Sebab, semakin banyak coretan atau catatan yang diberikan oleh editor, petanda Anda harus lebih giat belajar lagi.  

Nikmati Prosesnya

            Menghasilkan tulisan yang baik itu tidak instan. Untuk siapa pun, apalagi pemula. Ada proses dan kerja keras.  Saat berproses terkadang membuat tidak sedikit orang yang putus asa. Sudah menyerah karena merasa tidak bisa. Padahal di situlah ujian sebenarnya, apakah kita bersikukuh untuk terus belajar agar bisa atau kalah?

Bila, dari awal Anda serius ingin bisa menulis, maka Anda tidak bakal menjadikan kesulitan sebagai kendala. Tetapi, memang demikianlah tantangan yang mesti dihadapi dan ditaklukkan. Anggap saja semua itu bagian dari perjalanan yang harus dilewati. Proses untuk bisa menulis dan melahirkan karya. Jadi, nikmati saja prosesnya!

Tanamkan dalam diri bahwa Anda bisa! Mulailah menulis sekarang!

Selamat belajar!

Foto: Pixabay/CQF-avocat