Respon PBNU atas Hak Veto AS yang Menggagalkan Gencatan Senjata di Gaza

JENDELAISLAM.ID – Hak veto AS lagi-lagi menggagalkan upaya gencatan senjata antara pihak yang berkonflik. Ketika negara-negara di dunia menginginkan perdamaian untuk mengakhiri konflik, AS kembali menghalanginya dengan hak veto-nya.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Yahya Cholil Staquf, menyerukan agar negara anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tidak menggunakan hak veto membela salah satu negara terhadap konflik Israel dan Palestina.

Gus Yahya mensinyalir bahwa penggunaan veto oleh AS karena berbagai masalah yang kompleks dan masalah domestik di AS itu sendiri.  

“Sebetulnya semua orang sudah menyatakan begitu, bahwa Amerika masih terus membuat menggunakan vetonya untuk ini, ini sebetulnya memang ya terkait dengan banyak hal termasuk politik domestik di Amerika,” kata Gus Yahya, pada Jum’at (22/11/2024) di kantor PBNU Jakarta.

Untuk itu, Gus Yahya berharap agar ada gerakan global untuk menggelorakan upaya-upaya perdamaian, terutama terkait dengan konflik Israel dan Palestina.

Sebelumnya, Amerika Serikat menjatuhkan hak vetonya untuk membatalkan resolusi permintaan gencatan senjata segera, tak bersyarat, dan permanen di Gaza dalam Dewan Keamanan PBB, pada Rabu (21/11/2024). Padahal, 14 negara anggota DK PBB mendukung resolusi gencatan tersebut. Dengan hak veto AS tersebut, membuat upaya gencatan senjata di Gaza kembali gagal. 

“Meskipun suara (gencatan senjata) diikuti dukungan untuk resolusi dari 14 anggota DK PBB, teks resolusi tidak dapat diadopsi karena veto Amerika Serikat,” demikian pers rilis PBB.***

Sumber: NU Online & Foto: Suwitno