JENDELAISLAM.ID – Zaman terus berkembang. Perubahannya begitu cepat. Siapa yang tak mampu menyikapi perubahan dengan bijak, maka siap-siap saja dilindas oleh zaman.
Sir M. Iqbal, seorang penyair dan filosuf asal Pakistan, menegaskan bahwa dalam hidup ini, kita tidak bisa diam begitu saja. Tapi harus mampu membangun dan menciptakan dunia baru. Sebab, kata Iqbal, intisari kehidupan adalah bergerak dan hukum hidup adalah menciptakan.
Apa yang dikatakan Iqbal tersebut sangat rasional. Bahwa kita dituntut untuk mampu membaca perubahan zaman. Bukan sebaliknya, alergi terhadap perubahan. Sebab, perubahan adalah keniscayaan. Pasti datang dan akan memenuhi ruang dan denyut nadi kita. Apalagi sekarang, kita berada di era globalisasi.
Berubah itu Harus
Semua ada masanya. Masa yang kemarin, akan sangat berbeda dengan sekarang. Masa sekarang, akan berbeda lagi dengan masa yang akan datang. Itu hal lumrah.
Seiring dengan bergantinya masa, makin beraneka pula permasalahan dan tantangan yang mesti dihadapi. Mungkin bagi sebagian orang, ada ketakutan menghadapi perubahan. Bahkan, tak jarang yang mengambil sikap defensif. Padahal, sikap defensif berlebihan justru bisa merugikan diri sendiri.
Jika berubah adalah untuk berkembang menuju ke arah yang jauh lebih baik, kenapa tidak? Kenapa kita sulit menerima? Jadi, semua kembali ke kita sendiri; mau menyesuaikan diri dengan menangkap pesan perubahan, atau justru terpenjara oleh waktu yang akhirnya akan melindas kita sendiri.
Tengok saja, dampak digitalisasi ini begitu jelas kentara. Teknologi yang berkembang memegang peran sangat vital dalam kehidupan. Akibatnya, yang tak mampu menangkap pesan perubahan, akan terpinggirkan.
Ternyata, teknologi mampu menembus batas, ruang dan waktu. Sementara, cara konvensional tak mampu menjangkau fleksibilitas sebagaimana yang ditawarkan teknologi modern. Demikianlah, nilai tambah (value added) yang bisa dimanfaatkan.
Inilah satu contoh perubahan yang harus kita terima. Kecerdasanlah yang membuat kita tidak gampang shock/terkejut dan terheran-heran menghadapi problem yang mencuat dari kemajuan zaman.
Ada benarnya, Stephen Hawking, Fisikawan ternama setelah Albert Einstein, mengatakan bahwa “Kecerdasan adalah kemampuan beradaptasi terhadap perubahan.” Perubahan yang tersaji di depan mata kita ini, sudah semestinya membuat mind set kita lebih cerdas, sikap, dan kebiasaan kita juga mampu beradaptasi dan menyikapi dengan baik.
Beradaptasi dengan Perubahan
Menghadapi perubahan yang ada, memang tidak bisa dilakukan secara langsung. Ada proses yang perlu dilalui. Termasuk, di dalamnya adalah teknologi yang menyertai, tak perIu ditolak. Justru, kehadirannya banyak membantu. Bisa membuat kita makin berkembang.
Saat teknologi punya dampak positif, kita tak boleh kaku menyikapi. Apalagi sampai anti-pati dengan alasan bahwa cara yang ada, mampu bertahan menghadapi perubahan. Tidak. Pasalnya, kita tak tahu seberapa lama ketahanan kita menghadapi gempuran zaman. Bila kita tak meresponsnya dengan bijak, akan rugi sendiri.
Cerdas memanfaatkan teknologi, justru bisa meningkatkan produktivitas. Dengan melihat perkembangan zaman yang ditandai dengan pemanfaatan teknologi modern, sesungguhnya bisa mendobrak kejumudan cara berpikir kita menjadi terbuka menerima kenyataan dan perubahan.
Hanya, para pemberanilah yang mampu berdamai dengan perubahan. Beda dengan para penakut kala menghadapi perubahan. Terpenting, tanamkan pikiran positif. Sebab, bila yang tertancap dalam otak kita adalah ketakutan, kegagalan, atau hal negatif lain, maka kenyataan buruk bisa bakal terjadi. Sebab, semua berawal dari apa yang kita pikirkan.
Orang yang bermental takut berubah, akan sulit beradaptasi dengan hal baru. Dampaknya, ia akan selalu berada di belakang perubahan. Bagaimana bisa berkembang bila kita takut akan perubahan? Dari sanalah, kita belajar dan mengeksplorasi kemampuan kita.
Walhasil, perubahan itu datangnya dari diri kita sendiri, mau atau tidak. Kata Aristoteles, “Kita adalah apa yang kita kerjakan berulang-ulang.” Jadi mengubah diri, sebenarnya adalah dengan mengubah kebiasaan. Dengan mengubah kebiasaan-kebiasaan kita yang melekat dalam diri kita, maka diri kita pun berubah.***
Sumber Foto: Pixabay/geralt
