JENDELAISLAM.ID – Kementerian Agama (Kemenag) membuka peluang beasiswa. Kesempatan beasiswa non-degree untuk kuliah pada perguruan tinggi di berbagai benua. Pendaftaran dibuka pada 3 – 7 September 2024.
Program ini ditujukan kepada santri, mahasantri, ustadz/ustadzah, mudir, dan pengasuh pondok pesantren untuk memperluas wawasan, meningkatkan keilmuan, serta menjalin jaringan internasional.
Program ini adalah hasil kolaborasi antara Kemenag dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan. Melalui alokasi Dana Abadi Pesantren 2024, program ini dirancang untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas sumber daya manusia (SDM) di lingkungan pesantren.
Ada empat beasiswa non-degree yang ditawarkan, yaitu: Penulisan Karya Ilmiah Turots di Maroko (Benua Afrika), Penguatan Kapasitas Manajemen Sanad Keilmuan Ma’had Aly di Maroko, Micro Credential di Benua Amerika, dan Santri International Fellowship di Inggris (Benua Eropa).
“Setiap program memiliki tujuan spesifik yang selaras dengan kebutuhan zaman dan tantangan yang dihadapi oleh dunia pesantren,” terang Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas, di Jakarta, Rabu (04/09/2024).
Saat ini, Kemenag tengah mengoptimalkan pemanfaatan Dana Abadi Pesantren untuk melakukan akselerasi dalam meningkatkan kualitas SDM di lingkungan pesantren. “Dana Abadi Pesantren adalah investasi dan akselerasi peningkatan kualitas SDM di bidang pendidikan melalui skema beasiswa degree dan non-degree kepada para santri dan pendidik di pesantren. Kami ingin memastikan bahwa santri kita mendapat pendidikan berkualitas di dalam dan luar negeri,” papar Menag.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Abu Rakhmad, menyampaikan hal serupa. Guru Besar UIN Walisongo ini menekankan pentingnya akselerasi kualitas santri dan pendidik di pesantren melalui keterlibatan dalam program internasional.
Menurutnya, program beasiswa ini adalah kesempatan emas bagi para santri untuk belajar langsung dari para cendekiawan dunia dan menunjukkan bahwa Islam di Indonesia adalah Islam yang moderat, inklusif, dan berkontribusi dalam membangun peradaban dunia.
Program beasiswa non-degree ini, lanjut Abu Rakhmad, adalah bagian dari strategi jangka panjang untuk mencetak generasi santri yang unggul secara intelektual dan memiliki integritas tinggi.
“Kami ingin memastikan bahwa para santri ini tidak hanya belajar di dalam negeri, tetapi juga perlu ke luar benua agar memiliki wawasan dan komitmen kuat untuk pengembangan keilmuan di pesantren,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Basnang Said, mengatakan bahwa program ini bisa menjadi model pengembangan pendidikan pesantren di masa depan, menyesuaikan perubahan zaman tanpa meninggalkan akar tradisionalnya.
Pihaknya optimistis bahwa program ini akan menghasilkan SDM unggul dari kalangan pesantren yang tidak hanya berprestasi di tingkat nasional, tetapi juga mampu mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Basnang juga menjelaskan soal durasi pelaksanaan program beasiswa ini. Penulisan Karya Ilmiah Turats di Maroko selama dua bulan. Penguatan Kapasitas Manajemen Sanad Keilmuan Ma’had Aly di Maroko selama satu bulan. Micro Credential di Amerika Serikat selama dua bulan. Sedangkan Santri International Fellowship di Inggris, akan berlangsung salama satu bulan.
Diharapkan, program ini akan banyak melahirkan santri-santri berprestasi yang tidak hanya cakap secara akademik, tetapi juga memiliki wawasan global dan kemampuan manajerial yang kuat.
Pendaftaran program beasiswa non-degree ini dapat dilakukan melalui aplikasi PUSAKA Superapps Kementerian Agama yang bisa diunduh di play store atau App store. Atau dengan mengakses https://pendaftaran-beasiswa.kemenag.go.id.***
Sumber: Kemenag
