JENDELAISLAM.ID – Toleransi antar-umat beragama yang selama ini digaungkan terus-menerus oleh gerakan Nahdlatul Ulama (NU) mendapat apresiasi dari organisasi The Higher Committee of Human Fraternity (Komite Tinggi Persaudaraan Manusia).
KH. Cholil Nafis menyampaikan hal itu usai mendampingi Rais Aam PBNU KH. Miftachul Akhyar, dan Katib Aam PBNU, KH. Akhmad Said Asrori, menerima Sekretaris Jenderal Komite Tinggi Persaudaraan Manusia, Khaled Ghanim al-Ghaith, di lantai 4 Gedung PBNU, Kamis (11/07/2024).
Menurut Kyai Cholil, Komite Tinggi Persaudaraan Manusia mengapresiasi kiprah NU di dunia Internasional yang sangat berpengaruh, terutama terkait toleransi antar-umat beragama.
Dalam kesempatan itu, Kyai Cholil juga memperkenalkan Presiden RI ke-4 dan Ketua Umum PBNU 1984-1994, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), sebagai tokoh toleransi yang sangat populer di Indonesia.
“Kita sampaikan simbol toleransi beragama di NU itu adalah Gus Dur yang tidak hanya tokoh NU dan tokoh Muslim, tetapi tokoh toleransi agama-agama di Indonesia. Jadi, agama yang berbeda-beda di Indonesia menokohkan Gus Dur sebagai tokoh toleransi,” lanjutnya.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa toleransi adalah ajaran dari Nabi Muhammad SAW sebagaimana lahirnya Piagam Madinah.
“Rasulullah melalui Piagam Madinah menciptakan harmoni antar-umat beragama sekaligus membangun bangsa dan peradaban manusia,” terangnya.
Erizal, Penasihat Komite Tinggi Persaudaraan Manusia, menyampaikan bahwa kunjungannya ke PBNU bertujuan untuk memperkuat dan mengembangkan model kerja sama toleransi di seluruh dunia.
“Kerja sama antara The Higher Committee of Human Fraternity dan PBNU adalah untuk mengembangkan model toleransi untuk kehidupan bersama dalam forum-forum yang dijalankan oleh PBNU di sekitar Indonesia (Asia Tenggara),” pungkasnya.***
Sumber Teks & Foto: NU Online
