JENDELAISLAM.ID – Bisa menunaikan ibadah haji tahun ini adalah kado terindah Titik Zarkasyi (45). Padahal kesehatan Titik sebenarnya sedang tidak baik-baik saja. Ia ikhlas menjalani dan senantiasa berkhusnudzan terhadap Allah SWT.
Titik Zarkasyi adalah jamaah haji kelompok terbang (kloter) 47 Embarkasi Solo (SOC 47) asal Yogyakarta. Setahun terakhir, ia menderita syaraf kejepit yang menyebabkannya tidak bisa berjalan saat kambuh.
Mbak Titik, sapaannya, menceritakan bahwa sejak 12 tahun lalu suaminya mendaftar haji. Seharusnya, ia berangkat pada 2020. Tapi suaminya meninggal dunia akibat Covid.
Saat hendak menarik biaya haji sang suami, ada kebijakan untuk pelimpahan porsi. Lantas Mbak Titik meniatkan untuk membadalkan haji sang suami. Sebab, Mbak Titik sudah pernah berhaji pada 2010.
Tahun ini, rupanya kesempatan untuk membadalkan haji sang suami, datang. Awalnya, ia sempat ingin membatalkan. Penyebabnya, sakit yang membuatnya kesulitan bergerak bebas. Namun akhirnya, ia memutuskan untuk berangkat.
Sepuluh hari jelang keberangkatan ke Tanah Suci, Mbak Titik mengaku telapak tangannya mengalami kebas. Dokter merekomendasikan agar langsung ada tindakan operasi. Tidak boleh ditunda lagi.
Belum kering luka operasi, Mbak Titik sudah harus berangkat. Malangnya, saat keberangkatan menuju Tanah Suci, ia tidak bisa berjalan. Sedih sudah pasti. Tapi ia senantiasa berhusnudzan (prasangka baik) kepada Allah.
“Allah kasih waktu saya untuk beristirahat memulihkan kondisi sambil terus melangitkan doa agar dimudahkan. Sebab, pesawat kami mengalami delay (penundaan) di Embarkasi Solo selama tiga hari. Sehingga kami beristirahat di Asrama Haji Donohudan Solo. Selay usai, saya sudah bisa berjalan lagi,” ia mengisahkan.
Selama melakukan rangkaian ibadah haji untuk suaminya, Mbak Titik menggunakan tongkat penyangga untuk menopang tubuhnya. Padahal, sebenarnya ini berisiko karena bekas operasi di telapak tangannya belum kering.
Namun, Mbak Titik berkeyakinan bahwa Allah pasti memudahkan dirinya beribadah. Ia bahagia dapat berhaji. Ini adalah kado terindah dari-Nya.
ia juga senang mendapatkan pelayanan yang baik. Apalagi fasilitas yang jamaah haji rasakan sangat baik. Hotel yang ia tempati selama di Makkah dan Madinah tidak jauh dari Masjidil Haram dan Nabawi. Sehingga memudahkan dirinya untuk mobile, bolak-balik ibadah ke masjid.
Titik menambahkan, makanan juga berlimpah, termasuk ketika puncak haji di Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina). “Saya mendapatkan kenikmatan dengan fasilitas yang menurut saya terbaik semuanya, tidak mengecewakan. Kalau pun ada sedikit kekurangan, lumrah dan manusiawi,” paparnya.
Ia berharap, penyelenggaraan haji semakin baik dan lancar setiap tahunnya.***
Sumber Teks & Foto: Kemenag
