JENDELAISLAM.ID – Hari raya Idul Fitri 1445 H segera tiba. Momen yang sangat ditunggu setiap tahunnya oleh umat Islam seluruh dunia. Setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa Ramadhan, umat Islam merayakan kemenangan dengan saling bermaaf-maafan dengan keluarga, kerabat, dan sahabat.
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH. Anwar Iskandar mengatakan Idul Fitri 1445 H harus dijadikan syiar keislaman yang penuh rahmat dan kesyukuran.
Oleh karena itu, ia mendorong agar menghidupkan malam Idul Fitri dengan silaturahim, takbir keliling, kreativitas arak-arakan, dan menggemakan takbir baik di masjid maupun mushalla.
“Hendaknya pelaksanaan syiar menyambut Idul Fitri tersebut tetap menjaga norma toleransi, ketertiban sosial, dan sopan santun terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga syiar takbiran tetap terjaga makna sakral dan kesyahduannya,” ujar Kyai Anwar.
Dalam sebuah riwayat dikisahkan, “Pada hari raya Id, kami diperintahkan untuk keluar sampai-sampai kami mengajak para anak gadis dari kamarnya dan juga para wanita yang sedang haid. Mereka duduk di belakang barisan kaum laki-laki dan mengucapkan takbir mengikuti takbirnya kaum laki-laki, dan berdoa mengikuti doanya kaum laki-laki dengan mengharap barakah dan kesucian hari raya tersebut” (HR. al-Bukhari).
Kemudian menurut pendapat Muhammad Qasim al-Ghazy, “Disunnahkan takbir bagi laki-laki dan perempuan, musafir, mukim baik yang sedang di rumah, jalan, masjid maupun pasar. Dimulai dari terbenam matahari pada malam hari raya berlanjut sampai shalat Idul Fitri.”
Selain itu, Kyai Iskandar juga mengimbau kepada para khatib agar menyampaikan khutbah yang bermuatan penguatan keimanan dan nilai-nilai persaudaraan sesama umat Islam, manusia dan anak bangsa. Dan tak kalah pentingnya, Kyai Iskandar juga mengimbau agar para khatib menyampaikan khutbah yang mengajak umat untuk rekonsiliasi pasca-Pilpres 2024.
“Umat Islam hendaknya terus menjadi yang terdepan dalam menjaga dan merawat persatuan dan kesatuan bangsa di atas segala kepentingan partai dan golongan serta menghindarkan diri dari retaknya persaudaraan sesama umat Islam dan saudara sebangsa dan setanah air,” tuturnya.***
Sumber Teks: Republika & Foto: MUI
