Di Rapat Pleno Kongres ke-18 Muslimat NU, Gus Yahya Tegaskan Menolak Praktik Misoginis

JENDELAISLAM.ID -Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Yahya Cholil Staquf menegaskan penolakannya terhadap praktik-praktik misoginis, yaitu: kebencian, penghinaan, atau prasangka terhadap perempuan atau anak perempuan yang hingga kini masih terjadi.

Gus Yahya menyampaikan ini dalam Rapat Pleno Kongres Ke-18 Muslimat NU di Asrama Haji Sukolilo, Gedung Muzdalifah, Surabaya, Jawa Timur, pada Selasa (11/02/2025) siang.

“Orang sampai hari ini masih terdengar gugatan-gugatan bahwa perempuan cenderung kurang mendapatkan tempat di dalam peran-peran masyarakat, masih ada gugatan semacam itu. Masyarakat kita ini masih cenderung misoginis. Apa-apa peran diberikan kepada laki-laki (sehingga) perempuan kurang mendapat tempat,” tegasnya.

Di hadapan peserta kongres yang dihadiri 38 Pengurus Wilayah (PW) Muslimat NU se-Indonesia,  Gus Yahya menyampaikan bahwa para kyai memberikan ruang kepada perempuan agar memiliki wadah dalam membangun bangsa dan agama melalui Muslimat NU.

Kepada Muslimat NU, Gus Yahya mengingatkan bahwa NU telah memasuki abad kedua, tepatnya berusia 102 tahun. Untuk itu, menurutnya, NU perlu tanggap atas perubahan yang terjadi.  

“Ada banyak hal-hal baru di masa depan yang harus kita tanggapi yang harus kita kelola dengan cara yang tidak mungkin hanya mengandalkan cara yang selama ini kita lakukan,” ucapnya.

Oleh karena itu, lanjutnya, PBNU membangun agenda-agenda mendasar yang ditekankan pada konsolidasi, salah satunya adalah konsolidasi organisasi. Agenda konsolidasi tidak akan berjalan jika tidak mengetahui elemen penting pada NU, yakni pengetahuan tentang tujuan dan hakikat keberadaan NU.***

Sumber:  NU Online & Foto: Dokumen Panitia