Gus Baha Ingatkan Pentingnya Memperhatikan Tata Krama Sosial

JENDELAISLAM.ID – KH. Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang biasa dipanggil Gus Baha mengingatkan seluruh masyarakat untuk memperhatikan tata krama sosial, tanpa memandang status sosialnya. Karena ketika melanggar, maka masyarakat akan meninggalkan kehidupan si pelanggar tata krama sosial tersebut. Selain itu, masyarakat juga tidak akan melakukan kegiatan sosial dengannya lagi. 

Gus Baha menyampaikan hal tersebut dalam diskusi bertajuk “Memahami al-Qur’an dengan Meneladani Rasulullah” di Universitas IsIam Indonesia (UII) Yogyakarta. 

“Inilah betapa pentingnya tata krama sosial. Rasulullah yang di-backup se-alam raya saja, tapi sekali melanggar tata krama sosial, tetap saja orang akan bubar/pergi,” ucap Gus Baha seperti dikutip dari akun Youtube Universitas Islam Indonesia, pada Ahad (08/12/2024). 

Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) terserbut berpandangan bahwa hukum sosial tidak mengikat hanya pada satu kelompok atau orang saja, melainkan semuanya. Bahkan kekasih-kekasih Allah, para Nabi juga dinasihati untuk memperhatikan hal sosial agar tidak salah dipahami.

“Ibnu Khaldun pernah berkata dan ini saya pegang. Nabi sebagai Nabi itu tetap terkena hukum sosial, meskipun memiliki mukjizat seperti apapun ketika ketemu orang harus santun, ketemu anak kecil harus sayang, ketemu orang tua harus hormat,” imbuhnya. 

Gus Baha melanjutkan bahwa seandainya para nabi bisa terbang pun, ketika ada pelanggaran sosial, maka tetap akan dijauhi oleh masyarakat. Oleh karenanya, Nabi Muhammad SAW sangat menjaga akhlaknya.

“Andai Nabi bisa terbang ke langit pun (mi’raj), tapi ketemu anak kecil suka nampar, ketemu sama orang tua lalu meludahi, tetap saja tidak diterima oleh masyarakat,” ujarnya memberi permisalan.

Contoh lainnya, kata Gus Baha, ketika seseorang memuliakan tokoh, lalu tokoh tersebut mengucapkan kata-kata kotor, maka ia pun akan ditinggalkan. Karena Rasulullah saja yang bisa mengendalikan alam raya masih terkena aturan sosial. Begitulah hukum sosial berjalan. 

“Kalian memuliakan saya dengan panggilan Gus, kalau dikatain dengan ucapan kotor oleh saya, maka tetap saja tidak terima dan menyalahkan,” ujarnya.***

Sumber: NU Online & Foto: Gus Baha Official