Gus Yahya: Nahdlatul Ulama Berperan dalam Keberlanjutan Pesantren

Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya saat memberikan pidato kunci pada Simposium Pesantren 2024 Sumber: https://www.nu.or.id/nasional/gus-yahya-jelaskan-nu-sebagai-pencetus-keberlanjutan-pesantren-di-indonesia-AiVpD ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS) Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya saat memberikan pidato kunci pada Simposium Pesantren 2024 Sumber: https://www.nu.or.id/nasional/gus-yahya-jelaskan-nu-sebagai-pencetus-keberlanjutan-pesantren-di-indonesia-AiVpD ___ Download NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS)

JENDELAISLAM.ID – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf, menekankan pentingnya keberlanjutan pesantren dan peran Nahdlatul Ulama (NU) dalam memperkenalkan konsep tersebut.

Hal ini diungkapkan Gus Yahya saat menyampaikan pidato kunci pada Simposium Pesantren 2024 di Universitas Gadjah Mada (UGM).

Dalam pidatonya, Gus Yahya menjelaskan bahwa gagasan tentang keberlanjutan pesantren mulai muncul sejak berdirinya NU. Menurutnya, NU menjadi pilar dalam memperkuat pesantren sebagai institusi yang harus bertahan dan berkembang.

“Saya menduga aspirasi tentang sustainability pesantren muncul gara-gara didirikannya Nahdlatul Ulama,” ungkapnya di hadapan para peserta simposium.

Lebih lanjut, Gus Yahya menjelaskan bahwa pesantren pada awalnya merupakan bagian dari konstruksi sosial-budaya masyarakat komunal di Nusantara, yang berperan sebagai pusat kepemimpinan komunitas lokal. Seiring waktu, pesantren berkembang menjadi lingkaran akademik tentang agama dengan fokus pada aktivisme spiritual.

Namun, ia juga mencatat bahwa pada masa lalu, keberlanjutan pesantren belum menjadi perhatian utama. Pesantren sering kali tidak memiliki dorongan untuk melanggengkan diri sebagai lembaga, sehingga sering timbul tenggelam.

“Pada masa itu, aspirasi untuk memapankan lembaga masih sangat minim. Pesantren sering kali runtuh dan hilang tanpa pola yang jelas,” ujar Gus Yahya.

Dengan berdirinya NU, lanjutnya, para kiai mulai lebih serius dalam memikirkan masa depan pesantren. Tantangan yang dihadapi umat Islam setelah kemerdekaan membuat para kiai menyadari pentingnya mendidik generasi penerus agar mampu melanjutkan kepemimpinan di pesantren.

Selain itu, Gus Yahya juga menyoroti peran penting pesantren dalam mengarahkan komunitas di sekitarnya. Meskipun intensitas hubungan pesantren dengan masyarakat telah berubah dibandingkan masa lalu, peran pesantren sebagai pusat pendidikan agama dan spiritualitas masih tetap relevan hingga saat ini.

Simposium ini menjadi bagian dari upaya memperkuat peran pesantren sebagai pilar masa depan umat dan bangsa.***

Sumber Teks & Foto: NU Online