JENDELAISLAM.ID – Para seniman dari berbagai komunitas kesenian menyatakan sikap dan dukungan penuh kepada Palestina dengan mengekspresikan jiwa seninya, seperti: puisi, tari, serta melukis on the spot.
Mereka mengekspresikan dukungan pada Malam Palestina II yang dihelat oleh Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) di Plaza Teater Besar, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat pada Selasa malam (27/08/2024).
Di Malam Palestina II ini, Inayah Wahid, turut membaca sajaknya yang menggambarkan keputus-asaan rakyat Palestina. Selepas membacakan sajak, Putri Gus Dur ini mengungkapkan harapannya bahwa jika Malam Palestina diselenggarakan di kemudian hari, bukan lagi dalam konteks pernyataan sikap, tetapi merupakan perayaan kemerdekaan Palestina.
“Berharapnya ketika ada Malam Palestina lagi, itu adalah malam untuk merayakan kemerdekaan Palestina,” tutur Inayah.
Tak lupa, ia juga mengimbau agar masyarakat yang mendukung Palestina untuk tetap memperhatikan solidaritas saudara sebangsa dan setanah air. Ia juga menyampaikan pesan Gus Dur agar menyuarakan Indonesia selalu ada bersama rakyat Palestina.
“Jangan berhenti untuk terus menyuarakan, selalu ada bersama mereka, siapa pun yang ditindas. Hanya karena mereka tidak hidup bersama mereka bukan berarti kita nggak punya kekuatan untuk menayangkan ketidakadilan ini,” katanya.
Saat menjabat sebagai Ketua DKJ pada tahun 1982, Gus Dur pernah menyelenggarakan Malam Palestina untuk pertama kalinya. Pembantaian di kamp pengungsi Palestina di Sabra-Shatila menjadi alasan malam solidaritas digelar. 42 tahun berselang kemudian, Palestina masih memperjuangkan kemerdekaannya. Penindasan terus berlangsung hingga peristiwa 7 Oktober 2023 mengingatkan kembali kepada Indonesia dan dunia bahwa dukungan kemedekaan Palestina harus terus diperjuangkan.
Sementara itu, Ketua DKJ, Bambang Prihadi, menyampaikan bahwa Malam Palestina II ini adalah momentum pernyataan sikap para seniman yang selalu berada di pihak Palestina melalui berbagai pewujudan karya.
“Paling tidak ini sebagai bentuk sikap para seniman untuk menunjukkan keberpihakan kita juga rasa frustrasi akibat pembantaian yang tak berkesudahan, dari kita tidak tahu, sampai tahu, lupa, ingat, dan akhirnya kembali marah. Kita saja lelah apa lagi saudara-saudara kita yang di Gaza,” ujarnya.
Sejumlah pegiat seni turut serta pada Malam Palestina II ini. Di antaranya: Reza Rahardian, Wanda Hamidah, Kyai Jadul Maula, Jose Rizal Manua, Aidil Usman, Ridwan Manantik, dan lain-lainnya.
Ketua Lembaga Seniman Budayawan Muslimin (Lesbumi) NU, Kyai Jadul Maula, berpesan bahwa menyuarakan kemerdekaan Palestina merupakan upaya lain dalam mengevaluasi kemerdekaan sendiri.
Menurutnya, dengan menyuarakan kemerdekaan Palestina, sama juga mengingat kemerdekaan Indonesia seberapa kuat, tabah, dan kreatif kita di dalam kemerdekaan ini.”***
Sumber: NU Online
