JENDELAISLAM.ID – Nasrullah, Konsul Haji pada Kantor Urusan Haji (KUH) Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah, berharap para pimpinan maktab memahami latar belakang jamaah haji Indonesia. Latar belakang tersebut meliputi budaya, pendidikan, termasuk usia dan profesi.
Nasrullah menyampaikan hal tersebut saat memberikan materi pada Bimbingan Teknis yang diselenggarakan KUH KJRI bersama Masyariq (perusahaan penyedia layanan di Arab Saudi) di Jeddah, 5 – 6 Mei 2024.
Bimtek ini dihadiri oleh para koordinator wilayah pada Daerah Kerja Bandara, Makkah, dan Madinah, serta penghubung dan pengurus maktab.
Jamaah haji Indonesia terbagi dalam 73 maktab. Maktab adalah pihak ketiga yang diberi amanah Masyariq untuk memberikan layanan kepada jamaah haji. Untuk menjalankan tugasnya, maktab harus mendapatkan lisensi dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi.
Setiap maktab mengirimkan tiga orang, yang terdiri dari seorang ketua dan dua wakil. Dengan demikian, total ada 219 orang dari 73 maktab yang berpartisipasi dalam bimbingan teknis ini.
“Para pimpinan maktab diharapkan memahami latar belakang jamaah haji Indonesia, baik dari sisi kultur, pendidikan, usia, jenis kelamin dan profesi,” kata Nasrullah di Jeddah, Senin (6/5/2024).
Tahun 2024 M/1445 H ini, Indonesia mendapat kuota sebanyak 241.000 orang, dimana 213.320 orang merupakan jamaah haji reguler dan 27.680 orang merupakan jamaah haji khusus.
Nasrullah mengatakan bahwa dari segi usia, ada sekitar 45.000 jamaah haji Indonesia yang masuk dalam kategori lanjut usia (65 tahun ke atas). Latar belakang pendidikan jamaah haji Indonesia sangat beragam, ada yang hanya lulusan SD, ada pula yang guru besar. Demikian pula secara budaya, tambah Nasrullah, mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Nasrullah berharap, pengurus Maktab menyadari betul keberagaman ini sehingga dapat memberikan pelayanan yang memperhatikan keberagaman tersebut.
Ketua Masyariq, M. Amin Indragiri, menyampaikan hal serupa agar para pengurus maktab dapat memperhatikan keberagaman jamaah haji Indonesia. Lebih lanjut, Amin juga menekankan pentingnya profesionalitas dalam melayani jamaah haji.***
Sumber Teks & Foto: Kemenag
