Amalan dan Keutamaan di Bulan Muharram

JENDELAISLAM.ID – Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan mulia yang disebutkan dalam al-Qur’an. Ada amalan yang sangat dianjurkan secara khusus  di bulan ini, yaitu:

  1. Puasa 10 Muharram (Asyura), seperti dalam hadits:

      قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: هَذَا يَوْمُ عَاشُورَاءَ وَلَمْ يَكْتُبْ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ وَأَنَا صَائِمٌ فَمَنْ شَاءَ فَلْيَصُمْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيُفْطِرْ

      Rasulullah SAW bersabda, “Ini (10 Muharram) adalah hari Asyura dan Allah tidak mewajibkan puasa atas kalian dan sekarang aku berpuasa. Maka, siapa yang mau, silahkan berpuasa! Dan siapa yang tidak mau, silahkan berbuka (tidak berpuasa)!”   

      Dengan pahala akan diampuni dosa tahun yang lalu:

      صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاء، أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

      Dari Abu Qatadah RA bahwa Rasulullah SAW ditanya tentang puasa hari Asyura. Beliau menjawab, “(Puasa tersebut) menghapuskan dosa satu tahun yang lalu.“  

      2. Puasa 9 Muharram, seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:

      عَنْ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ حِيْنَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

      Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas RA bahwasanya dia berkata, “Rasulullah SAW berpuasa di hari Asyura  dan memerintahkan (perintah sunnah) manusia untuk berpuasa.” Para sahabat pun berkata, “Ya, Rasulullah! Sesungguhnya hari ini adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.” Rasulullah SAW pun berkata, “Apabila datang tahun depan, insyaallah kami akan berpuasa pada tanggal 9 (Muharram).” Abdullah bin Abbas berkata, “Belum sempat tahun depan tersebut datang, ternyata Rasulullah SAW telah wafat.”  

      3. Puasa 11 Muharram, seperti dinyatakan dalam sebuah riwayat dari sahabat Abdullah ibn Abbas:

      صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاء، وَخَالِفُوا اليَهُودَ، صُومُوا قَبْلَهُ يَوْمًا أَوْ بَعْدَهُ يَوْمًا

      “Berpuasalah kalian pada hari Asyura dan berbedalah dengan orang Yahudi, (yaitu) berpuasalah kalian sehari sebelumnya atau sehari setelahnya” (Ibnu Khuzaimah).

      4. Berpuasa di sepanjang bulan Muharram, karena sebaik-baik puasa setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Muharram

      Dalam sebuah hadits, Imam Muslim menyebutkan:

      أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمِ، وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ

      ”Sebaik-baik puasa setelah bulan Ramadhan adalah puasa di bulan Muharram, dan sebaik-baiknya shalat setelah shalat fardhu adalah shalat malam.”

      Dari berbagai keterangan di atas, bisa disimpulkan: Pertama, puasa sepanjang bulan Muharram sangat dianjurkan. Kedua, 10 Muharram (Asyura) adalah sebaik-baik hari di bulan Muharram. Ketiga, puasa di hari ke-9, 10, dan 11 Muharram adalah mulia.***

        Sumber Foto: Pixabay/Mohamed Hassan