Masjid Bilal, Monumen Keteguhan Bilal dalam Memeluk Islam

JENDELAISLAM.ID – Salah satu masjid bersejarah di Madinah adalah Masjid Bilal. Nama masjid ini mengadopsi nama sahabat Nabi SAW bernama Bilal bin Rabah.

Masuk masjid ini, kita akan kembali mengingat perjuangan Bilal bin Rabah yang teguh mempertahankan keimanannya di tengah penyiksaan bertubi-tubi dari majikannya.

Bilal bin Rabah adalah salah seorang sahabat Nabi SAW yang dijamin masuk surga. Ia merupakan seorang budak dari Habasyah (Ethiopia). Ia memiliki perawakan yang kekar, tegap, serta berkulit hitam.

Sebelumnya, awal perkenalan Bilal dengan Nabi Muhammad SAW adalah ketika seorang tamu dari majikannya, Umayyah, menceritakan tentang sosok bernama Muhammad yang mengajarkan agama baru.

Bilal bertemu dengan Nabi Muhammad SAW atas bantuan Abu Bakar. Saat itu, Abu Bakar telah memeluk Islam dan setia mengikuti ajaran Nabi Muhammad.

Pertemuan Bilal dengan Nabi Muhammad SAW berlangsung hangat. Di hadapan beliau, Bilal berikrar dengan dua kalimat syahadat.

Saat mengetahui Bilal masuk Islam, Umayyah murka bukan kepalang. Pasalnya, Umayyah adalah orang yang menentang ajaran Nabi SAW. Karena itu, dengan segala cara ia memaksa Bilal untuk keluar dari Islam dan kembali menyembah berhala.

Namun Bilal tak goyah, ia tetap memeluk Islam, sehingga membuat Umayyah tak berhenti menyiksa. Umayyah “memanggang” Bilal dalam keadaan telanjang dada, di bawah terik matahari yang panas. Hebatnya, Bilal menerima semuanya dengan ikhlas.

Tak cukup di situ, Bilal juga dikubur hidup-hidup dalam pasir yang panas, menyisakan bagian kepalanya yang tak tertimbun. Bilal juga ditindih batu-batu besar seraya diancam akan dibunuh.

Abu Bakar yang melihat pemandangan kejam itu sungguh tak tega. Ia meminta Umayyah untuk menjual Bilal kepadanya.  

Dengan bayaran sangat tinggi, akhirnya, Abu Bakar memerdekakan Bilal. Bilal selanjutnya setia mengikuti Nabi Muhammad SAW.  

Untuk mengenang perjuangan seorang Bilal, Masjid bernama Bilal berdiri di distrik Abdul Muhsin bin Abdul Aziz, Qurban, Madinah. Tempat ziarah bersejarah ini berada di lokasi yang sangat strategis. Hanya berjarak tiga blok bangunan dari Masjid Nabawi, lebih tepatnya di sisi selatan.

Saat jamaah berkunjung di masjid ini, serasa membuka lembaran sejarah Islam. Selain merasakan kenyamanan beribadah, juga akan merenung tentang perjuangan seorang sahabat yang kondang gigih mempertahankan keimanannya sekaligus muadzin pertama dalam perkembangan agama Islam.***

Sumber Teks & Foto: Kemenag