JENDELAISLAM.ID – Di hari raya Kurban, tentu umat Islam banyak yang mengonsumsi daging kurban. Asal sewajarnya, tidak akan masalah. Sebaliknya, bila konsumsi berlebih, bisa timbul masalah kesehatan di kemudian hari.
Wakil Ketua Lembaga Kesehatan MUI, Bayu Wahyudi, mengingatkan bahaya konsumsi daging secara berlebihan.
Menurut Bayu, daging hewan kurban yang berasal dari sapi, unta, kambing, dan domba merupakan daging merah yang mengandung lemak jenuh dan garam yang sangat tinggi.
Karena itu, imbuh Bayu, olahan daging merah dapat meningkatkan kadar koleterol dan penumpukkan cairan di dalam tubuh, terutama bila dikonsumsi secara berlebihan. Apabila ini dibiarkan, dapat memicu penyempitan pembuluh darah.
Bayu menjelaskan bahwa daging merah mengandung senyawa mioglobin yang diproses menjadi senyawa di usus, yang dapat merusak lapisan usus dan kemungkinan meningkatkan risiko kanker kolorektal. Selain itu, memasak daging merah dengan suhu tinggi juga dapat menghasilkan senyawa penyebab kanker lainnya.
Tidak cukup di situ. Berdasar penelitian, orang yang makan daging merah dalam jumlah banyak cenderung mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
Kelebihan berat badan dan obesitas dapat meningkatkan risiko penyakit serius, seperti: diabetes tipe 2, kanker, penyakit jantung, dan lain-lain.
Kenapa demikian? Karena daging merah mengandung purin yang dapat menyebabkan penyakit asam urat. Bayu menambahkan, jenis makanan yang mengandung purin dapat menyebabkan penyakit asam urat, terutama saat dikonsumsi oleh orang tua.
Menukil laporan di laman World Cancer Research Fund, aturan makan daging dalam sehari sebaiknya tak lebih dari 50 – 70 gram atau 350 – 500 gram per pekan.
Bayu mengingatkan, selagi kita mengonsumsi daging secara tepat dan tidak berlebihan akan berdampak positif bagi kesehatan. Kandungan protein, lemak, vitamin dan mineral yang ada pada daging merah tersebut sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia untuk pertumbuhan tubuh, mengganti sel-sel yang rusak dan cadangan timbunan makanan bagi tubuh.
Konsumsi dengan porsi yang pas, tambah Bayu, justru dapat mencegah terjadinya anemia (kurang darah), mencegah kekurangan gizi, mencegah stunting, kwasiorkor (kekurangan asupan protein), dan sebagainya.***
Sumber Teks & Foto: MUI
