JENDELAISLAM.ID – Naik haji tentu saja menjadi impian setiap umat Islam. Tak terkecuali Lukman Busro. Sejak kecil, lelaki penjual bakso asal Boyolali ini memendam harapan bisa mewujudkan mimpinya itu.
Lukman sadar, harapan harus dibarengi dengan doa dan kerja keras. Tanpa hal itu, mustahil dapat mewujudkannya. Berkat ikhtiar lahir batin itulah, kini Lukman bisa berangkat haji di usia yang relatif masih muda, 35 tahun.
Setiap hari, Lukman menggeluti profesinya sebagai penjual bakso bakar. Ia mangkal di sekitar Bandara Adi Soemarno Surakarta, sebagai bandara yang menjadi titik tolak keberangkatan jamaah haji ke Tanah Suci.
Profesi ini ia tekuni sejak awal 2012, setahun setelah usia pernikahannya. Lukman merupakan satu-satunya penjual bakso bakar di Bandara, karena itu wajar apabila ia memiliki banyak pelanggan.
Dari jualan bakso, jalan rezekinya seakan dipermudah oleh Allah SWT. Dibantu sang isteri, Lukman bisa meraup omset Rp. 400.000 – 500.000 dalam sehari.
Selain hasilnya untuk keperluan keluarga sehari-hari, Lukman masih bisa menyisihkan penghasilannya untuk ditabung. Setahun kemudian, ia bisa mendaftar haji pada akhir 2012.
Mengingat dananya hanya cukup untuk satu orang, Lukman mendaftar haji sendiri tanpa sang isteri. Untuk keperluan isteri serta kelima anaknya, ia mengaku sudah memiliki tabungan yang cukup.
Menurut Lukman, jika berkeinginan untuk bisa menunaikan ibadah haji harus memiliki keinginan yang kuat, ditopang dengan doa dan kerja keras. Lukman mengamalkan hal ini dari apa yang pernah orang tuanya ajarkan padanya sejak kecil.
“Bapak saya mengajari saya doa haji sejak kecil, walaupun saya dari keluarga sederhana. Setiap salat saya selalu berdoa agar dimampukan haji,” ucap Lukman.
Siapa pun bisa haji apabila ada niat dan dipanggil oleh Allah. Karena itu, perlu kemauan dan keinginan kuat untuk berhaji. Menurut Lukman, jangan menunggu kaya, tapi berusahalah sejak dini.***
Sumber Teks & Foto: Kemenag
