Kisah Inspiratif Sayla Maliatul Marzuqoh: Dari Keterbatasan Menuju Beasiswa di Hongkong University of Science and Technology

Kakanwil Kemenag Jateng Musta'in Ahmad memberi nasihat ke Sayla Maliatul Marzuqoh Kakanwil Kemenag Jateng Musta'in Ahmad memberi nasihat ke Sayla Maliatul Marzuqoh

JENDELAISLAM.ID – Keterbatasan bukanlah penghalang bagi Sayla Maliatul Marzuqoh dalam meraih mimpinya. Meskipun berasal dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi, siswi yang baru lulus dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kota Semarang ini berhasil mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Hongkong University of Science and Technology (HKUST).

Sayla merupakan salah satu penerima beasiswa Indonesia Maju (BIM) Program Persiapan S1 Luar Negeri Angkatan III dari Pusat Prestasi Nasional Kemendikbudristek. Dia menerima kabar kelulusannya pada program BIM ini pada 1 Mei 2024.

Pencapaian ini tidak diraih dengan mudah. Sayla adalah siswa mandiri dan berprestasi yang dengan tekad kuat telah berusaha mengejar cita-citanya sejak kelas X MAN 1 Kota Semarang.

Gadis berkacamata ini memiliki banyak prestasi hingga tingkat internasional, salah satunya adalah juara II Asean Junior Robotic yang diadakan di Thailand pada 2021. Gadis kelahiran Malang, yang baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-14, juga menjadi finalis Myres Kementerian Agama RI pada 2022.

“Selain itu, saya juga meraih juara di beberapa olimpiade yang diselenggarakan oleh universitas maupun swasta,” ujar Sayla saat diwawancarai di Boyolali, Jumat (17/5/2024).

Untuk lulus dan bersekolah di luar negeri, Sayla telah mempersiapkan diri sejak kelas XI.

“Saat kelas XI, saya mendaftarkan diri sebagai penerima BIM untuk dibina dan dibimbing agar bisa bersekolah di luar negeri. Alhamdulillah, dari sekitar 1.200 siswa se-Indonesia, terpilih 160 siswa termasuk saya,” jelas Sayla.

Sayla memilih jurusan Environmental Management and Technology. Gadis yang menyukai sayur, sambal, dan tempe ini tertarik dengan isu lingkungan.

“Esai saya sebagai proposal seleksi BIM adalah tentang kontribusi isu lingkungan untuk Indonesia. Esai tersebut saya paparkan dalam Bahasa Inggris,” kata Sayla.

Restu Orang Tua

Saat ditanya tentang kiat khusus untuk mendapatkan beasiswa, Sayla menyebutkan bahwa yang utama adalah restu dari orang tua dan niat yang kuat.

“Banyak faktor untuk sampai ke titik ini, tapi yang utama adalah niat dan restu dari orang tua,” katanya.

Tekad Sayla untuk berprestasi berawal dari keterbatasan ekonomi keluarganya. Ibunya, Sri Puji Utama (57), adalah seorang single parent yang membesarkan Sayla sejak SD. Untuk memenuhi kebutuhan, Sayla berinisiatif ikut berjualan makanan dan alat tulis ketika SMP di Semarang.

“Saya TK dan SD di Malang. Kemudian SMP pindah ke Semarang. Sejak SMP, saya membantu mama berjualan makanan dan alat tulis di koperasi,” ungkap Sayla.

Kemandirian dan kegigihan Sayla selama mengenyam pendidikan akhirnya membuahkan hasil. Sayla diterima sebagai mahasiswa HKUST dengan beasiswa penuh.

Prestasi Sayla diakui oleh Kepala MAN 1 Kota Semarang, Tasimin. Menurut Tasimin, Sayla adalah siswi yang rajin dan gigih, baik di bidang akademik maupun non-akademik.

“Semua kegiatan dia ikuti dan kami fasilitasi. Saya bangga, Sayla bisa mendapatkan beasiswa ke luar negeri,” kata Tasimin.

Saat ini, Sayla mempersiapkan diri untuk berangkat ke Hongkong pada Agustus 2024.***

Sumber Teks & Foto: Kemenag