JENDELAISLAM.ID – KH Ahmad Bahauddin Nursalim, yang lebih dikenal sebagai Gus Baha, kembali memberikan pencerahan bagi umat melalui nasihat bijaknya.
Ulama kharismatik asal Rembang, Jawa Tengah ini menyampaikan pentingnya introspeksi diri dan menghargai keberagaman dalam praktik keagamaan.
Dalam sebuah pengajian yang diunggah di kanal YouTube @Alqalbumutayyam89 pada Minggu, 4 Agustus 2024, Gus Baha menyoroti kebiasaan ‘kepo’ atau terlalu ingin tahu tentang urusan orang lain. Ia menegaskan bahwa sikap tersebut sering kali tidak produktif dan bisa menyebabkan perpecahan di masyarakat.
“Tak perlu terlalu sibuk memikirkan benar atau salahnya orang lain. Kita sendiri pun tidak selalu benar,” ucap Gus Baha dengan gaya santainya yang penuh makna. Ucapan ini mengundang tawa jamaah sekaligus mengajak mereka untuk introspeksi diri.
Menanggapi pertanyaan mengenai keberagaman thoriqoh di Indonesia, Gus Baha menyarankan untuk tidak terjebak dalam perdebatan mana yang paling benar.
Ia menegaskan pentingnya fokus pada perbaikan diri. Sikap bijak ini mencerminkan ajaran Islam yang mengedepankan toleransi dan menghormati perbedaan.
Gus Baha juga mengkritik kebiasaan mencari kesalahan orang lain. Dengan humor khasnya, ia mencontohkan, “Kalau ada mobil orang lewat, kita malah berkomentar, mobil bagus-bagus kok tidak dicuci.” Hal ini mengingatkan kita untuk menjaga lisan dan pikiran dari prasangka buruk.
Di akhir ceramahnya, Gus Baha mengajak agar kita lebih banyak mendoakan kebaikan bagi orang lain daripada sibuk memperhatikan kekurangan mereka.
“Orang seperti itu harus dikirim Fatihah,” candanya, mendorong jamaah untuk selalu berpikir positif dan mendoakan sesama.
Pesan Gus Baha ini sangat relevan di era digital yang penuh dengan informasi dan opini. Sikap bijak dalam menghadapi perbedaan dan fokus pada perbaikan diri menjadi kunci penting dalam menjaga keharmonisan umat di tengah keberagaman Indonesia.***
