Ini Cara Melatih dan Menumbuhkan Jiwa yang Bersih

JENDELAISLAM.ID – Rasulullah SAW bersabda, “Ketahuilah! Sesungguhnya di dalam jasad manusia terdapat segumpal daging. Jika baik, akan baiklah jasad keseluruhannya dan jika buruk, maka buruk pula seluruhan jasadnya. Ketahuilah! Ia adalah hati” (HR. Bukhari).

Hadits di atas mengisyaratkan bahwa hati merupakan bagian terpenting dalam diri manusia. Ia ibarat raja atau penguasa. Ia yang menentukan arah-tujuan hidup. Hatilah yang mengatur anggota tubuh. Anggota tubuh akan patuh pada hati, tidak bisa menentang dan tidak bisa berontak. Jika hati menyuruh kaki untuk melangkah, kaki pun melangkah, jika hati menyuruh lisan berkata, lisan pun berkata-kata, begitu seterusnya. 

Oleh sebab itu, apabila hati kita bersih, maka hidup kita akan terarah menuju kebaikan dan ridha Allah SWT. Tetapi jika hati kita kotor, hidup kita akan terperosok. Dengan kata lain, perjalanan hidup manusia sangat bergantung kepada hati.

Namun hati di sini, bukan hati yang dapat kita indera secara kasat mata melainkan jiwa yang melahirkan sikap/perilaku baik atau buruk. Tentunya perilaku baik mengindikasikan hati kita bersih dan sehat. Nah, tanda-tanda hati bersih itu apabila kita mau bertobat, sabar, syukur, takut dan harap (khauf dan raja’), zuhud, muraqabah (mendekatkan diri kepada Allah), muhasabah (introspeksi), tawakkal, jujur, ikhlas serta bertafakkur.

Sebaliknya, hati kita sesungguhnya sakit dan penuh noda apabila kita selalu menuruti syahwat,  mengumbar lisan untuk hal-hal tak terpuji (seperti: berghibah, namimah, berdusta, mengejek, bertengkar dan sebagainya), marah, mendengki, mendendam, menyombongkan diri, ujub (membanggakan diri sendiri), kikir, riya dan keburukan lainnya. 

Dalam buku “Pelatihan Lengkap Tazkiyatun Nafs”, Syekh Yahya al-Yamani menyampaikan bahwa kita perlu melatih sekaligus meluruskan hati dari noda berbagai penyimpangan serta dari bahaya-bahaya dosa agar kita memperoleh kebahagiaan ukhrawi dan kemuliaan.

Syekh Yahya menganalogikan seperti orang sakit, makaia harus berobat ke dokter untuk diperiksa lalu diberikan obat sambil mengkonsumsi nutrisi yang sehat plus olahraga.

Demikian halnya penyakit hati, lanjut Syekh, hati akan bersih melalui penyucian diri. Sifat-sifat yang rendah dan hina –yang merupakan penyakit hati—harus disembuhkan dengan obat. Bodoh harus diobati dengan ilmu, kikir diobati dengan derma, takabbur diobati dengan tawadhu, rakus ditawar dengan menahan diri. Si sakit tubuh harus mau menelan pahitnya obat agar sembuh, demikian pula sakit hati mesti mau menelan pahit mujahadah (kesungguhan) dan sabar untuk mengobati hatinya.***

Foto: Pexels/Alena Darmel