Kenapa Memakan dan Meminum Terlarang di Siang Hari Ramadhan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

JENDELAISLAM.ID – Terlalu sempit pandangan kita jika beranggapan bahwa puasa hanyalah menahan makan dan minum dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari karena banyak poin penting yang mesti diperhatikan agar puasa yang kita laksanakan mendapat ridha-Nya.

Tapi, tak ada salahnya jika kita menyingkap bahwa di balik larangan memakan dan meminum di siang hari Ramadhan, sesungguhnya ada hikmah yang luar biasa bagi jasmani kita.  Dan teks-teks suci tentang puasa yang selama ini seringkali dipahami sebagai dogma normatif an sich, bisa dinalar dengan pengetahuan.

Memang betul, pemahaman kita tentang puasa adalah ibadah dalam bentuk tidak mengkonsumsi makanan dan minuman serta tidak melakukan hal yang membatalkan puasa pada siang hari Ramadhan. Akan tetapi, Nabi SAW juga menyatakan, “Bukanlah puasa dari sekadar menahan makan dan minum, tapi puasa yang sesungguhnya adalah menahan dari laghwu (perkataan/perbuatan sia-sia) dan rafats (kotor)” (HR. Ibn Khuzaimah).

Pernyataan di atas mengisyaratkan bahwa ada makna yang lebih dalam dari sekadar menahan lapar dan dahaga.

Tulisan ini lebih menitikberatkan pada hikmah di balik larangan memakan serta meminum di bulan Ramadhan. Adakah sisi negatifnya bila orang tidak makan seharian, atau sebaliknya berdampak positif pada fisik dan jiwa kita?

Dengan Berpuasa, Fisik Lebih Sehat

Ada orang yang mengatakan, lebih baik tidak berpuasa karena badan berada dalam kondisi paling fit. Bisa makan dan minum untuk memasok kebutuhan energi bagi aktivitas sehari-hari, kapan pun diperlukan. Ada pula yang ragu-ragu karena merasa tidak mendapat informasi yang akurat tentang perbandingan puasa dan tidak berpuasa.

Akan tetapi orang yang tahu benar tentang puasa, maka bisa mengatakan bahwa puasa lebih baik daripada tidak, sesuai dengan QS. al-Baqarah: 184.

Rasulullah SAW juga menegaskan, “Berpuasalah, maka kamu akan sehat” (HR. Tabrani). Artinya, puasa dikatakan lebih baik karena ada hikmah di dalamnya. Korelasi antara QS. al-Baqarah: 184 dengan hadits tersebut pun dapat dibuktikan secara ilmiah. Bukan sekedar dogma yang tidak berdasar.

Banyak ilmuwan yang dapat membuktikan di balik perintah berpuasa ada hikmah bagi kesehatan manusia, baik kesehatan jasmani, rohani dan sosial. Ini sesuai dengan  definisi sehat yang dibuat oleh WHO (World Health Organization) bahwa yang dimaksudkan sehat ialah kondisi baik secara jasmani, rohani dan sosial.

Memang tujuan berpuasa adalah untuk menggapai takwa dan mendekatkan diri pada Allah. Namun berpuasa juga memberikan manfaat yang luar biasa bagi fisik orang yang menjalankannya. Ini sekaligus menjawab keraguan banyak orang yang menganggap bahwa puasa dapat merusak fisik manusia.

Menurut penelitian, aktivitas puasa justru dapat membuang racun-racun di dalam tubuh (detoksifikasi), meremajakan sel-sel (rejuvenasi) hingga menyeimbangkan kembali sistem kesehatan (stabilisasi). Dengan berpuasa, orang-orang yang berbadan gemuk maupun kurus justru lebih sehat.

Orang yang berpuasa tak perlu khawatir akan jatuh sakit karena dalam tubuh manusia memiliki mekanisme alamiah untuk mempertahankan dirinya dari kondisi-kondisi yang tak diinginkan agar tetap dalam kondisi normal. Mekanisme alamiah ini disebut sebagai hemeostatis. Dalam keadaan puasa, selama + 14 jam tubuh tidak mendapatkan suplai makanan, akan tetapi tubuh tetap bertahan. Ini disebabkan tubuh masih memiliki cadangan energi dalam bentuk lemak yang berasal dari karbohidrat yang disimpan dalam bentuk glikogen. Cadangan energi ini mampu bertahan sampai 25 jam. 

Lebih jauh lagi, dengan berpuasa berarti memberikan kesempatan interval selama + 14 jam bagi kerja organ-organ tubuh, seperti: lambung, ginjal, liver. Sebab selama masa itu, tubuh tidak menerima makanan atau pun minuman, sehingga menimbulkan efek berupa rangsangan terhadap seluruh sel, jaringan tubuh dan organ tubuh. Efek rangsangan ini akan menghasilkan, memulihkan dan meningkatkan fungsi-fungsi organ  sesuai dengan fungsi fisiologisnya, misalnya panca indra menjadi tajam dan sebagainya.

Terapi Berbagai Penyakit

Di samping berdampak menyehatkan fisik, puasa juga memiliki efek terhadap penyembuhan penyakit. Penelitian tersebut dilakukan di berbagai tempat seperti: Jepang, Korea, Perancis, China, Taiwan dan Amerika Serikat. Penyakit-penyakit yang dapat disembuhkan oleh puasa adalah penyakit-penyakit yang diakibatkan karena terlalu banyak mengkonsumsi salah satu zat gizi; baik karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral.

Penyakit-penyakit yang dapat disembuhkan oleh puasa tersebut adalah diabetes mellitus (penyakit kencing manis). Bila kita mengkonsumsi karbohidrat berlebihan dalam waktu yang lama akan mengakibatkan terjadinya penumpukan gula (glukose) dalam darah dan ini akan mengakibatkan timbulnya penyakit kencing manis. Hal tersebut terjadi karena terlalu banyak makan hingga mengakibatkan kelenjar ludah, perut lelah. Pada gilirannya, pankreas tidak cukup lagi menghasilkan insulin yang berfungsi mengolah gula. Gula yang tidak dapat diolah tersebut tetap beredar di darah, kemudian dikeluarkan melalui air kencing sehingga rasanya manis dan akibatnya kencing tersebut bisa dikerubungi semut.

Kelebihan gula di dalam darah juga dapat menimbulkan obesitas (kegemukan). Dengan berpuasa, maka dapat mencegah penyakit kencing manis dan obesitas karena puasa dapat mengontrol konsumsi gula yang berlebih di samping mengimbangi pula dengan melakukan olah raga yang teratur.

Lebih lanjut, bila kita makan terlalu banyak, terutama lemak, akan mengakibatkan kelebihan lemak yang akan disimpan di dalam jaringan. Jika jaringan lemak tidak dapat lagi menampung, lemak akan tersebut beredar di dalam darah.

Kelebihan lemak di dalam darah tersebut akan tertimbun di pembuluh darah dan akan mengakibatkan arteriosklerosis (pengerasan pembuluh darah) dan ini sangat membahayakan bagi organ-organ yang mendapatkan aliran darah dari pembuluh darah yang telah menyempit tersebut. Sehingga organ tersebut akan kekurangan darah dan dapat menimbulkan kematian bila yang terkena tersebut adalah organ vital seperti jantung.

Penimbunan lemak tersebut juga bisa terjadi di tempat lain, seperti: pada hati, otak, benjolan-benjolan di bawah kulit dan sebagainya. Dalam konteks inilah, orang yang menjalankan puasa dengan benar, maka kelebihan-kelebihan lemak tersebut akan dibakar sebagai cadangan energi sehingga lemak tersebut akan berkurang bahkan bisa hilang sama sekali. 

Manfaat lain adalah puasa dapat menyembuhkan penyakit gout. Penyakit ini diakibatkan oleh tubuh yang kebanyakan protein. Protein tersebut yang diurai dan tidak dipakai sehingga menumpuk di sendi-sendi di seluruh tubuh manusia. Akibatnya sendi-sendi tersebut bengkak dan menimbulkan rasa nyeri. Dengan puasa (artinya juga tidak makan dan minum di siang hari), penumpukan protein tersebut akan hilang bila belum terlalu parah.

Demikianlah sekelumit puasa berkaitan dengan kesehatan. Agar puasa memberikan dampak kesehatan yang maksimal, Nabi SAW menganjurkan untuk menyegerakan berbuka puasa dan mengakhirkan sahur. Dan yang perlu diingat bahwa tidak memasukkan asupan yang berlebihan. Sebab, asupan yang berlebihan terutama tatkala berbuka justru bisa memperlambat kinerja penggelontoran racun-racun di dalam tubuh kita. Jika itu terjadi, berarti di tubuh kita tetap saja menyimpan racun.  

Barangkali inilah hikmah-hikmah larangan memakan dan meminum di siang hari bulan Ramadhan yang bisa kita jadikan pelajaran. Justru dengan berpuasa dapat menetralisir kesehatan kita asalkan saat berbuka atau sahur  dengan sewajarnya.

Bila kita tidak makan dan minum di siang hari Ramadhan, tapi kemudian membalasnya di malam hari, maka  tak ada bedanya alias sama saja kita tidak mendapatkan manfaat sehat dari berpuasa.  Dengan mengikuti cara-cara yang dianjurkan Nabi SAW, maka puasa yang kita lakukan insyaallah menyehatkan bagi tubuh.*** 

Foto: Pexels/Chan Walrus