Jangan Biarkan Kesombongan Menjangkiti agar Tak Merusak Segalanya 

JENDELAISLAM.ID – Ada satu penyakit hati yang sangat berbahaya bila kita tidak mewaspadainya. Penyakit hati satu ini menyelinap dan mencoba masuk ke dalam relung hati. Sehingga bila kita terlena, bisa mewujud dalam perilaku.

Jika kita tidak mewaspadai dan tidak berusaha melenyapkannya, penyakit hati ini akan menjerumuskan kita ke dalam jurang kehinaan. Jurang kesengsaraan.

Apakah penyakit hati satu ini?

Jawabannya adalah penyakit sombong. Penyakit hati ini bisa menjadikan urusan kita kepada Allah SWT rusak. Bahkan urusan keluarga bisa berantakan, dan hubungan sesama juga bisa kaca-balau.

Pada awal penciptaan manusia pertama, yakni Nabi Adam AS, Allah SWT menyatakan kepada para malaikat akan menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi. QS. al-Baqarah: 30 mengisahkan hal ini.

Para malaikat khawatir, khalifah tersebut justru akan membuat kerusakan dan pertumpahan darah di bumi. Padahal Allah SWT telah menciptakan mereka sebagai makhluk yang patuh, tunduk, taat, dan setia. Senantiasa bertasbih, mengagungkan (salat), dan menyucikan nama-Nya.

Allah SWT menjawab “kegelisahan” malaikat tersebut, “Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

Jawaban ini mengindikasikan bahwa Allah SWT tidak membantah pendapat dari malaikat. Akan tetapi, Allah SWT menjelaskan bahwa pendapat dan ilmu mereka tidaklah seluas dan sejauh pengetahuan-Nya. Demikian juga, Allah SWT tidak memungkiri bahwa kerusakan pun akan timbul dan darah pun akan tertumpah.

Setelah malaikat menerima penjelasan-Nya, Allah SWT menciptakan Adam dari tanah. Allah SWT lantas menyuruh mereka untuk bersujud kepadanya, “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam”. Maka sujudlah mereka kecuali Iblis, ia enggan dan takabur dan ia termasuk golongan orang-orang yang kafir” (QS. al-Baqarah: 34).

Dalam ayat yang lain, “Dan (ingatlah), tatkala Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu semua kepada Adam”, lalu mereka sujud kecuali Iblis. Dia berkata, “Apakah aku akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?” (QS. al-Isra: 61).

Semua malaikat tunduk dan patuh terhadap perintah Allah SWT. Mereka sujud terhadap Adam. Namun, hal ini tidak berlaku bagi Iblis. Iblis menentang perintah Allah SWT.  

Seperti dilansir Al-Bahjah TV di Youtube bertajuk “Ciri Sifat Sombong yang Jarang Disadari”, Buya Yahya menyampaikan bahwa dulu, iblis sebenarnya adalah ahli ibadah,  diikutkan dalam rombongan malaikat.  

Namun setelah muncul kesombongan dalam hatinya, dengan menolak sujud (sujud bentuk sebuah penghormatan), Iblis menjadi makhluk terkutuk dan dikeluarkan dari surga. Pasalnya, Iblis merasa lebih baik dari Adam AS. Iblis merasa sudah ribuan tahun beribadah, punya prestasi banyak, merasa unggul daripada Adam AS. 

Iblis menolak, mempertanyakan kenapa bisa demikian rumusnya.  Sementara ia lebih berpengalaman, daripada Adam AS.

Maka, ciri orang sombong itu, kata Buya Yahya, kalau diingatkan malah berhujjah, seperti yang diperagakan Iblis.  

Beda dengan Adam saat diingatkan, jangan dekati pohon ini. Tetapi begitu Nabi Adam AS mendekati pohon tersebut, lalu memakan buah dari pohon tersebut, Nabi Adam menyadari bahwa hal ini sebagai pelanggaran. Al-Qur’an merekam peristiwa ini dalam QS. al-A’raf: 23:

“Keduanya (Adam dan Hawa) berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak merahmati kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.”

Menurut Buya Yahya, ini harusnya yang kita teladani dari Nabi Adam AS. Kalau kita salah, kita menyadari kesalahan dan segera memohon ampun kepada Allah SWT.

Tapi ada orang yang modelnya bila ada yang mengingatkan malah berdebat, karena merasa pintar dan sombong. Misalnya dengan berkata, “Siapa kamu? Apa hakmu mengingatkanku” dan sebagainya.

Kehancuran iblis karena kesombongannya, lanjut Buya, begitu pula manusia akan hancur karena kesombongannya. Nabi mengingatkan, “Tidak akan masuk surga siapa yang di dalam hatinya, ada kesombongan walau seberat debu” (HR. Muslim).

Merujuk hadits Nabi SAW, imbuh Buya Yahya, sombong itu bukan orang yang memakai baju mewah, rambutnya rapi, mobil mewah dan sebagainya, namun sombong itu termanifestasi ke dalam dua perilaku. Pertama, batharul haq, menolak kebenaran kalau diingatkan berhujjah, atau mengajak berdebat. Kedua, wa ghamthun nas (merendahkan orang lain).

Karena itu, Buya mewanti-wanti, untuk mewaspadai agar tidak masuk wilayah kesombongan.***

Sumber Foto: Facebook/Buya Yahya