JENDELAISLAM.ID – Siapa yang tak tahu gadget? Hampir semua lapisan masyarakat akrab dengan perangkat satu ini. Hampir semua orang di muka bumi ini menggunakan teknologi pintar ini untuk menunjang aktivitas sehari-hari.
Keberadaan perangkat pintar ini secara tidak langsung mengubah kebiasaan manusia di masa lalu. Ia telah menempatkan kita pada sebuah era baru, yang tidak terbayangkan beberapa dekade sebelumnya.
Hal ini sedikit demi sedikit mengubah pola hidup bahkan gaya hidup manusia. Ya, era digital, adalah era perubahan. Era yang mewarnai banyak hal. Era yang seakan menegaskan bahwa mereka yang tidak bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman, akan tergilas olehnya.
Hal ini bisa kita lihat dari kemunculan marketplace yang bertebaran bak jamur di musim hujan. Kelahirannya seakan mendobrak cara tradisional menuju transaksi digital. Orang tak perlu bertatap muka untuk bertransaksi, cukup duduk di teras rumah sembari menyecap secangkir kopi atau sembari berbaring di tempat tidur. Kapan saja, dimana saja. Lebih fleksibel, praktis, hemat waktu, dan bahkan hemat biaya.
Akses transportasi juga tinggal membalikkan telapak tangan. Cukup sentuh jari Anda, dan itu akan membawa Anda ke tempat tujuan. Sedangkan untuk makanan, tidak perlu beranjak dari tempat duduk atau pergi ke warung makan, cafe, atau resto, cukup klik menu yang Anda inginkan dan makanan akan diantarkan ke hadapan Anda setelah Anda memesan. Sangat mudah dan cepat.
Informasi apapun yang ingin Anda ketahui, tak perlu repot. Gadget seperti jendela dunia. Seisi dunia serasa dalam genggaman tangan Anda. Anda bisa mendapatkan apapun yang Anda inginkan. Anda bisa menembus batas, ruang, dan waktu.
Seperti Pisau
Gadget memiliki banyak keuntungan. Namun, tahukah Anda bahwa gadget juga bisa menjadi “mesin pembunuh”? Di tangan orang yang tepat, gadget dapat membantu kehidupan manusia dalam banyak hal.
Sebaliknya, di tangan yang salah, seperti pisau tajam, gadget dapat melukai diri sendiri dan orang lain, baik secara fisik maupun mental. Gadget bisa “menuntun” orang ke dalam ruang gelap dan lembah kesesatan. Lalai akan dunia nyata, dan tenggelam dalam dunia mimpi dan imaginasi.
Dengan kata lain, gadget tidak hanya membawa manfaat, tapi juga berpotensi besar menimbulkan mudharat. Manfaat untuk semua orang. Pun bahaya semua orang, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, bisa menjadi sasaran.
Berselancar dengan gadget memang menyenangkan. Saking asyiknya, orang menjadi terlena dan lupa segalanya. Lupa akan sekitarnya. Lupa waktu. Bahkan lupa makan.
Padahal, tanpa disadari, masalah kesehatan bisa mengintai karena kelalaian ini. Ada gangguan jangka pendek, ada jangka panjang.
Misalnya hal ini dapat menyebabkan mata lelah (digital eye strain), infeksi, siklus tidur yang terganggu, menyebabkan nyeri leher, memicu risiko kanker otak, meningkatkan risiko kecelakaan, dan menyebabkan kecanduan.
Mari kita lihat lebih dekat fenomena di sekitar kita, baik yang kita lihat di media cetak, elektronik maupun lingkungan kita. Gadget sering menimbulkan masalah.
Seperti kita tahu, gadget memungkinkan orang dari segala usia untuk mengakses media sosial, game, dan fitur online lainnya. Kita tentu kerap mendengar tentang orang-orang yang melakukan kejahatan yang terinsipirasi dari apa yang mereka lihat atau baca di gadget mereka. Degradasi moral yang terjadi di masyarakat juga dipengaruhi penyalahgunaan gadget.
Tidak berhenti di situ. Penggunaan gadget secara terus-menerus tanpa mengenal waktu berpotensi menghambat tumbuh kembang anak dan membuat mereka kecanduan.
Yang paling menakutkan adalah ketika seorang anak menjadi kecanduan pornografi karena ini akan membutuhkan trauma healing seumur hidup. Bahkan, beberapa anak yang kecanduan harus dibawa ke psikolog, psikiater, dan pusat rehabilitasi khusus.
Belum lagi, penyakit mental lainnya yang disebabkan oleh media sosial. Menurut sebuah penelitian, orang yang sering melihat postingan tentang kehidupan orang lain, umumnya merasa tidak bahagia, tertekan, dan kesepian.
Banyak orang yang justru kehilangan kehidupan sosialnya, karena lebih suka menghabiskan waktunya dengan gadget mereka. Alasannya adalah karena gadget telah tersebar luas hingga ke pelosok dunia.
Faktanya, banyak orang yang menderita gangguan mental karena kesalahpahaman. Mereka mengidentifikasikan diri mereka dengan apa yang mereka lihat di dunia maya, sehingga sulit untuk membedakan mana yang nyata dan mana yang imaginasi. Efek dari hal ini, tentu saja membuat stress.
Orang-orang lupa bahwa tidak semua yang mereka lihat melalui gadget mereka adalah nyata, dan banyak yang dibuat-buat dan diimajinasikan.
Celakanya, orang yang sudah kecanduan, akan merasa cemas, sedih, gelisah, hingga tertekan jika tidak terhubung dengan internet dan gadget. Seolah-olah ada bagian penting dari diri mereka yang hilang.
Banyak orang lebih rela, tidak terhubung secara langsung dengan kehidupan sosial yang nyata, tapi justru tidak rela apabila mereka kehilangan kehidupan maya.
Sungguh dahsyat bukan? Ternyata gadget mampu membunuh kepribadian seseorang. Sayangnya, hal ini terjadi karena kecerobohan kita sendiri. Akibat kesalahan orang tua yang tidak peduli dengan tumbuh kembang anak dengan membiarkan mereka bermain dengan gadget. Hal ini juga disebabkan oleh sikap kita yang terlalu memanjakan diri.
Sebagai Sarana Edukasi
Dampak buruk gadget memang benar adanya, tapi bukan berarti kita tidak perlu menggunakannya. Tentu saja tidak. Bagaimana pun, teknologi telah menjadi bagian dari kehidupan yang sulit dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Kita hanya perlu menggunakannya dengan bijak.
Jelas bahwa dalam banyak hal, teknologi banyak membantu. Melalui teknologi, edukasi bisa dilakukan dari mana saja. Dakwah pun menembus lintas batas, melampaui ruang, dan waktu.
Bahkan upaya meningkatkan ekonomi dengan beragam inovasi dan kreativitas, dan banyak hal positif lannya dapat dengan mudah dilakukan. Intinya, jika kita bisa menebar kebaikan melalui teknologi gadget, kenapa tidak?
Singkatnya, teknologi memiliki banyak dampak positif, namun kita tidak boleh kaku dalam menyikapinya. Bila kita tak meresponsnya dengan bijak, justru akan rugi sendiri. Karena itu, tantangannya adalah: di era digital ini, bisakah kita menggunakan teknologi untuk mendukung aktivitas kita? Bukankah prinsip dalam agama juga menyeru untuk mengambil sesuatu yang baru yang punya nilai lebih baik (wal akhdzu bil jadid al-ashlah)?
Jika digunakan dengan bijak, teknologi justru dapat meningkatkan produktivitas. Jadi, dengan melihat realitas yang ada, perkembangan zaman yang ditandai dengan pemanfaatan teknologi modern, dapat mendobrak kejumudan cara berpikir kita. Agar dapat melihat dunia dengan segala dinamikanya tanpa menimbulkan efek negatif yang tidak diinginkan, kita harus melek teknologi.
Kuncinya adalah menggunakannya dengan bijak dan cerdas. Gunakan aplikasi yang benar-benar mendukung aktivitas Anda, hapus aplikasi yang tidak perlu, gunakan saat Anda membutuhkannya, manfaatkan untuk membaca informasi menarik di waktu luang, jangan gunakan gadget sebelum tidur, dan sebagainya.
Ingatlah bahwa gadget hanyalah sebuah alat. Memanfaatkannya untuk kemaslahatan akan memberikan dampak positif bagi kehidupan. Begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu, gunakanlah gadget dengan bijak.***
Sumber Foto: Pexels/Deyvi Romero
